Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumpalan Awan, Lukisan Kelam Kecut dan Masam

17 Desember 2020   19:04 Diperbarui: 17 Desember 2020   19:18 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gumpalan Awan, Lukisan Kelam, Kecut dan Masam

Angin menggiring
kantong-kantong awan
berisi air hujan

Perlahan awan-awan
nan kelam lagi bermuka
kecut dan masam

Beringsut dari tempatnya terdiam
Ikuti ke mana arah mata angin
kan berhembus dan membawa

Berat resapan air dipunggung
guna menuju belahan
Bumantara bagian lain

Dan tak lama kemudian
menuangkannya menjadi
derai hujan bagaikan tangisan

Para Bidadari dari Kahyangan
teteskan bulir-bulir air
membasuh wajah Mayapada

Menyapu hingga bersih
seluruh debu-debu nan lekat
serta sampah Bumi yang tiada guna

Melarungnya hingga jauh
dan semesta pun meramu kelabu
pada kanvas kehidupan

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 17 Desember 2020 | 19:04

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun