Mama dan Bahasa Cinta
Bagiku mama adalah helai udara
yang senantiasa kuhirup beri sejuk
pada rongga jiwa yang selalu haus
akan kasih sayang serta cinta
Sejak aku terlahir ke Dunia Fana
mengerjapkan mata ditingkahi
lengking tangisan pertama
memecah sunyi gaduhkan suasana
Mama telah mengenalkanku
akan bahasa cinta nan amat sahaja
melalui tetesan ASI yang terperah
mengalir dalam laju darah
Belaian lembut jemari serta usapan
tulus kasihnya turut serta membelai
kerasnya jiwa hingga melunak
tak lagi sekeras lempeng baja
Mama penetralisir resah gelisah sukma
pereda angkara yang terkadang membara
membakar meluluh lantakkan jiwa
sontak seketika padam lantaran tetesan
Deras air kasihnya yang merucuki atma
laksana embun penyejuk aliri ketenangan
merasuk hingga relung-relung kalbu
menelusup di setiap sela ruas sanubari
Mama tak ubahnya telaga bening
tempat aku berendam dan berenang
di telaga kasihnya yang teramat damai
beri sepercik teduh di langit jiwa
Mama adalah cinta yang terpahat
di urat nadiku di denyut jantungku
mengikat erat pertalian sebuah rasa
atas cinta yang tulus tanpa pamrih
Menyayang sepenuh jiwa dengan
lengan yang senantiasa terbuka
guna memaafkan atas beribu kekeliruan
menghantarkan kedalam hangat pelukan
Mama adalah samudra kasih sayang
yang tak pernah surut senantiasa
berlimpah ruah tak berbatas selalu
tetap ada penuhi sudut hampa