Secarik Pagi di Lengan Pemuisi
Mentari memahat pagi
beri pelukan hangat
di lembar pagi nan bening
Lengan pemuisi acapkali
bergerak ritmis seperti
jentik ujung jemari penari
Menguntai diksi dalam narasi
ditemani secangkir kopi
aliri semangat di nadi
Terus bergerak seirama kata hati
mencermati ragam peristiwa
merekamnya dalam ingatan
Semua tertuang dalam
larik demi larik nan apik
membebaskan diri berimaji
Menjadi apa yang diingini
memerdekakan diri dari belenggu
yang sejatinya mengebiri
Dan memandulkan kreatifitas
serta menyumbat ide-ide segar mengalir
Liar di sebentuk benda lunak bernama Otak
Secarik pagi di lengan pemuisi
bangkitkan gejolak jiwa yang tak kuasa
diredam dan dibungkam
Maka biarkan Imaji Liar menari
tanpa takut dipasung dan dibebat
ia akan tetap bergejolak kuat
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 14 Desember 2020 | 09:56
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H