Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tebarkan Benih Kasih Sayang, Ukir Tawa Riang

29 November 2020   22:48 Diperbarui: 29 November 2020   23:26 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tebarkan Benih Kasih Sayang, Ukir Tawa Riang

Kesulitan hidup terkadang membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum, sebab beban hidup yang dipikul dirasakan sudah cukup teramat berat. Sehingga merampas ceria pada aura wajah.

Melenyapkan kerlip kejora indah pada manik mata, tersaput selimut murung tak ada tawa riang mengembang. Ekspresi cenderung sendu, lantaran terbawa suasana hati yang diliputi kesusahan.

Sebab hari ke hari digelayuti berat beban dipundak serta tanggung jawab yang diemban, memikirkan pelik persoalan hidup yang setiap harinya perut menuntut di isi bulir-bulir nasi.

Sejatinya terketuk pintu hati insan guna mengembalikan seulas senyum yang hilang, terkikis realita keadaan dalam dera kesukaran. Dalam lilitan kesulitan dalam belenggu keterbatasan.

Tebarkan berkeranjang-keranjang kasih sayang berbalut ketulusan, serta berkantung-kantung kepedulian. Ulurkan bantuan pada kaum papa, bantu lerai beban tersampir dipundaknya.

Agar mereka dapat turut serta merasakan bahagia dalam hidupnya, kebahagiaan yang membuncah. Terbitkan tawa nan riang serta dapat tersenyum lepas sebagaimana layaknya yang lain.

Tawa riang kaum papa adalah sekeping bahagia melarung duka lara serta nestapa, membuat mata seketika berkaca-kaca. Serta dada bergemuruh kencang, menyelinapkan haru biru dalam kalbu.

"TEBARKAN BENIH KASIH SAYANG DAN TAWA RIANG"

Berbagi dan peduli adalah wujud Mutiara Keindahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun