Perahu kayu Ilustrasi Perasaanku
Hadapkan pandanganmu
lihat ke sebrang sana
teronggok perahu kayu
sudah teramat lawas
entah telah berapa lama
tergolek di tempat
tak berpenghuni digigir sepi
Takkah kau lihat perahu
yang tertambat
dan tengah menepi
di tempat yang sunyi
sesekali oleng oleh riak air
terdengar derit kayu
dari badan perahu
Begitulah Ilustrasi
perasaanku saat ini
sunyi yang berlagu
sendu mendayu membawaku
pada kesepian abadi
rasa sepi menikam hati
dan enggan beranjak pergi
Rasaku tak ubahnya
perahu kayu
diam tak bergeming
hanya bergerak lantaran
deru air menghempasnya
kendati perlahan
lalu kemudian oleng
Harapku beku sebeku rasaku
rasa sepi mendekap
erat relung jiwa
ruang hati lama
tak berpenghuni
sebab penghuninya lebih
memilih melangkah pergi
Dan aku ditikam sepi
tak mengapa
bukankah sejatinya hidup
kelak kan sendiri
ditinggalkan ataupun
meninggalkan
proses alami dan manusiawi
Aku telah terbiasa sendiri
menyusun serpihan hati
yang tercecer dan terserak
membebat luka sendiri
merasakan perih nyeri
lantaran luka yang koyak
dihunus pedang waktu
Aku ibarat sebuah perahu kayu
yang selalu diam ditempatnya
menatap nanar sekitar
riak-riak air yang tenang
setenang selaksa rasaku
yang kerap bisu diam seribu bahasa
perihal kisah kidup
Memahat Lukaku
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 23 November 2020 | 11:00