Rumput yang Terinjak
Rumput senantiasa berpasrah diri
tatkala dirinya diinjak alas kaki
hingga rebah dan porak poranda
diam tak bergeming
Rumput tetap senyap tak meringis
ketika helai demi helai tubuhnya
dicerabut paksa lengan-lengan
jahil lagi usil hingga tercabik
Rumput tetap membisu tatkala
kabut dingin merendah membasuh
sekujur ringkih tubuh dipangkuan
kilau embun dalam geliat pagi
Rumput serupa selimut keindahan
di atas lapisan permukaan tanah
pemanis di sudut taman dengan aroma
khasnya menerabas penciuman
Rumput tak ubahnya hamparan
permadani hijau nan tebal
yang sejukkan sepasang netra
bagi para pecinta tanaman
Rumput tetaplah nampak anggun
guna ditatap beri sejumput segar
sesegar udara yang terhirup
di pagi yang teramat cerah
Pada rumput yang terinjak
mengurai berjuta kisah perihal
bulir embun yang kerap mendarat
serta mentari yang acap kali singgah
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 16 November 2020 | 16:21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H