Pagi dan Satu Kecupan Hangat Mendarat
Kantuk masih memberat
di pelupuk mata
seakan berayun manja
Silir angin merajuk
guna kembali memeluk
bantal guling kesayangan
Melanjutkan mimpi
yang sempat terhenti
di lumat hangat sinar mentari
Aku menggeliat bak ulat
seraya beringsut
menyingkap selimut
Tatkala satu kecupan hangat
mendarat manis di kening
bangunkanku dari lelap
Menghimpun sisa tenaga
guna bangkit kendati
ribuan rasa lelah
Bak desing peluru
keji memberondong
membuat sendi lemah lunglai
Di dera letih meraja
namun hidup tak boleh manja
kendati tubuh rasa remuk redam
Buang seluruh serpihan malas
ke dalam keranjang sampah
jangan biarkan bersarang di raga