Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi dan Satu Kecupan Hangat Mendarat

4 November 2020   11:02 Diperbarui: 4 November 2020   11:14 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketut Subianto / Pexels.com

Pagi dan Satu Kecupan Hangat Mendarat

Kantuk masih memberat
di pelupuk mata
seakan berayun manja

Silir angin merajuk
guna kembali memeluk
bantal guling kesayangan

Melanjutkan mimpi
yang sempat terhenti
di lumat hangat sinar mentari

Aku menggeliat bak ulat
seraya beringsut
menyingkap selimut

Tatkala satu kecupan hangat
mendarat manis di kening
bangunkanku dari lelap

Menghimpun sisa tenaga
guna bangkit kendati
ribuan rasa lelah

Bak desing peluru
keji memberondong
membuat sendi lemah lunglai

Di dera letih meraja
namun hidup tak boleh manja
kendati tubuh rasa remuk redam

Buang seluruh serpihan malas
ke dalam keranjang sampah
jangan biarkan bersarang di raga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun