Sajak Bulan Terbelah
Bulan merah terbelah
sewarna darah
di belah ranting
Yang kerap terhunus
tepat kearahnya
alirkan kesedihan
Pada lubuk semesta
seketika menjelma
rinai hujan air mata
Membentuk kubangan telaga
tempat melarung kesedihan
sesaki rongga dada
Sajak-sajak Bulan terbelah
akan senantiasa lestari
seperti bayi-bayi merah
Baru terlahir ke Bumi
dengan tali plasenta
serta isak tangisan pertama
Serupa para Pujangga
pemuja elok rupa purnama
dalam syair-syairnya
Bulan terbelah
di belah rumpun ilalang
laksana getir kehilangan
Lantaran belahan jiwa
berkalang tanah
dalam dekap daksa Bumi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!