Menyaksi Tarian Rinai Hujan
Bulir-bulir air riuh
mengetuk kaca jendela
perlahan meleleh membawa serta
debu-debu yang lekat
Permukaan kaca seketika
nampak berkabut menghalangi
pandangan ke luar jendela
guna menyaksi tarian rinai hujan
Liar menari-nari pada wajah aspal
pada saluran selokkan
pada genangan air di pelataran
pada kubangan di tepian jalan
Air menderas bak ribuan busur panah
yang dihempaskan dari ceruk langit
menghujam pori Bumi mengeluarkan
aneka rupa sampah menyumbat
Rinai hujan setubuhi daksa Buana
memberi segar tiada terkira
meniupkan aroma tanah basah
menghanyutkan sekeranjang kenangan
Selamat tinggal masa lalu
aku akan melangkah
dengan kaki jiwaku yang baru dan
sekuntum cintaku yang tak lagi milikmu
***
Hera Veronica
Jakarta | 30 September 2020 | 18:19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H