Sejatinya Hidup hanya sekedar Parkir
Sejatinya hidup hanya sekedar parkir
memarkirkan kendaraan barang sesaat
sebelum akhirnya memacu
kendaraannya kembali
membelah ruas jalan
Dan adapun Bumi tak ubahnya
pelataran parkir nan luas
tempat manusia tinggal, menetap dan
akhirnya beranak-pinak
membentuk keluarga
Hidup hanya sekedar parkir
lewat sekelebat dan akhirnya rehat
rehat barang sesaat tatkala penat
menghimpun tenaga guna merenda masa
hingga memutih rambut di kepala
Semua yang dimiliki hanya pinjaman
termasuk nyawa yang tertanam di raga
pun hanya pinjaman yang kapan saja
bisa di ambil kembali oleh yang Empunya
tinggal menunggu masa itu tiba
Masihkah ada Noktah Jumawa
hinggap pada hati yang merupa cermin
memantul serpihan debu nan lekat
perlahan namun pasti menutupi
bening nurani insani
***
Hera Veronica
Jakarta | 30 September 2020 | 09:41
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI