Senandung Gubuk Reot Milik Kaum Kusam
Gubuk reot masih tetap berdiri
di tengah pemukiman kaum kusam
di kehidupan yang serasa
kian menghimpit
Di tengah deru nafas
yang seakan kembang-kempis
lantaran perburuan rupiah
kian sukar di jangkau
Demi mengisi periuk-periuk nasi
milik penghuninya yang
makan seketemunya dan
acapkali di dera rasa lapar
Di antara dengkul-dengkul leklok
serta langkah gontai
bersimbah peluh setiap inchi tubuh
mendorong gerobak berkilo meter
Memutar roda nasib mengais remah
tak ada kemewahan di ruang pengap
kecuali aroma apek keringat menyengat
menguar penjuru dinding semi permanen
Kemiskinan menjadi lagu sumbang
yang kerap dinyanyikan lantang
namun tak lama gaungnya pun menghilang
lenyap terbawa silir angin
Kemiskinan terpampang nyata
menampar penguasa
mencungkil kedua bola matanya
namun sia-sia penguasa tetap tak bergeming
Enggan turun dari Istana Gading
kendati jerit lapar tak tertahan
menyumpal telinga para penguasa
Senandung Gubuk Reot milik kaum kusam
***
Hera Veronica
Jakarta | 26 September 2020 | 21:37