Secangkir Kenangan
Ampas-ampas kenangan masih tertinggal
basah menggumpal pada cangkir kenangan
kureguk rasa pahit teramat sangat
di antara genangan pekat kenyataan
Hidup tak selamanya menyuguhkan
hal manis pada altar kehidupan
adakalanya kepahitanpun mau tak mau
suka tak suka harus di telan
Dengan kerelaan hati atau bahkan
dengan setengah hati sebab sejatinya
hidup adalah bentuk penerimaan
pada tangan Tuhan yang memahat takdir
Dalam serangkaian ujian serta cobaan
sesuai takaran serta kadar kemampuan
mengukir jejak langkah sebagai proses
pendewasaan serta pematangan jiwa
Kuseruput secangkir kenangan
membiarkannya melarut dalam denyut nadi
dalam detak jantung dan dalam setiap hembusan nafas seiring geliat sendi kehidupn
Dimana setiap detaknya bersemayam
bongkahan harapan kepingan asa damba
akan semua hal baik yang kelak menghampiri
seraya mengakhiri pencarian jati diri
Secangkir kenangan berenang-renang
di tepian malam dalam bentangan sunyi
memasuki lorong waktu entaskan masa lalu
buka lembaran baru menyobek lembarn lama
***
Hera Veronica
Jakarta | 23 September 2020 | 18:40
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI