Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berkarung Puing Bekas Bobokkan

11 September 2020   22:00 Diperbarui: 11 September 2020   22:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkarung Puing Bekas Bobokkan

Berkarung Puing
bekas Bobokan tembok beton
hasil gedor godam dan ketrikkan
ujung lancip mata pahat

Hasil cungkil linggis
di papas hingga habis
di gempur kuat-kuat
di hantam hingga rengat

Hingga nafas terengah
telapak tangan memerah
sakit bukan kepalang
membuat lengan kapalan

Hingga cucurkan bulir keringat
membanjir amat deras
bermandi keringat
tak henti di dahi dan pori

Puing-puing berserakkan
tercecer di bawah lantai
disertai tebal kepulan debu
menggelitik lubang hidung

Bangkitkan bangkis tak henti
sebab debu terhirup pernafasan
Seiring runtuhnya tembok beton
yang jadi partisi ruangan

Tembok beton teramat kuat
susah setengah mati di jebol
sebab isi adukkan teramat padat
namun akhirnya runtuh jua

***
Hera Veronica
Jakarta | 11 September 2020 | 21:45

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun