Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

"Netra"

5 September 2020   23:33 Diperbarui: 6 September 2020   01:59 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

N E T R A

Tak kudapati setitik sinar terang pada Netra, pun tak ada bayang berkelebat yang ada hanya selubung Pekat.

Tak bisa kusaksikan seri wajah Buana, dengan rona Mentari senyum tersipa malu menyembul dari barisan Mega-mega.

Tak lagi kujumpai seringai Purnama, mengintip di sela ranting pepohonan. Dengan bias cahayanya yang pucat pasi

Tak dapat lagi kutatap ranum bibirmu nan mungil menyeru namaku, serta sepasang mata jelimu yang cemerlang.

Laksana Kejora indah di tempat nun jauh, yang tak kuasa kugapai. Kini semuanya yang ada hanyalah Gelap.

Seiring Glaukoma merampas Netraku, membuat Duniaku menjadi Gelap seketika. Dan aku hanya bisa meraba.

Wajahmu dengan telapak tanganku merasai hembusan nafasmu, mengenali suaramu serta merasakan kehadiranmu.

***
Hera Veronica
Jakarta | 05 September 2020 | 23:23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun