Bantaran Kali
Wajahmu dari dahulu hingga kini
tetap tercemari ulah orang tak tahu diri
tak menjaga alam agar tetap lestari
Teronggok tumpukkan sampah
yang tak bisa di urai tanah
seiring tingkat kesadaran kian melemah
Melarung sampah di kali hal yang biasa
membiarkan hanyut tersangkut tak mengapa
yang penting hilang dari pandangan mata
Kali bersih umurnya tak sampai sehari
esok sudah dikotori kembali
manusianya gemar membuang sampah di kali
Padahal telah seringkali diperingati
namun sepertinya telinga mereka tuli
atau sudah bebal otaknya hingga tak peduli
Bencana telah datang melanda berkali-kali
akibat pendangkalan kali hari demi hari
air meluap hingga melebihi mata kaki
Banjir melanda akibat alam murka
sebab manusianya tak turut menjaga
malah merusaknya dengan semena-mena
Seakan tiada pernah jera
meski telah ditimpakan bencana
hanya bisa berkata dan mengelus dada
Salah siapa bukankah semestinya berkaca
rangkaian peristiwa memahat logika
di mana kebodohan nyata tertera
***
Hera Veronica
Jakarta | 09 Agustus 2020 | 19:19