Kelelawar menari di pori malam
terbang rendah kemudian
hinggap di antara sela dahan
mencetak siluet di tubuh purnama
Rembulan penuh dengan pijar cahaya
menerangi sudut remang serta temaram
elok rupa wajah purnama bermahkota
ranting bergelayut tertiaup desau angin
Rasi bintang berkelip dan berkilau
tak ubahnya bongkahan berlian
di permadani pekat malam
menyaji keindahan membias panca indra
Syahdu Orkestra malam
senandungkan kidung menyayat hati
membentang sunyi tiada bertepi
menghantarkan arungi samudera mimpi
Semilir angin malam sampaikan salam
salam rindu pada hening semesta
semesta dengan selubung misterinya
memeluk erat jiwa menundukkan rasa
Malam tetaplah malam
yang acapkali kunikmati
seraya rebahkan tubuh di balai bambu
di antara derit suara khasnya
***
Hera Veronica
Jakarta | 16 Juni 2020 | 22:23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H