Kartini tangguh itu Ibu ku
tak pernah sekalipun kudengar keluhnya
seakan mulutnya terkunci rapat
untuk semua kesukaran hidup
Pahit getir semua di telannya mentah-mentah
tak pernah ingin berbagi beban
sekalipun beban yang di pikulnya
teramatlah berat
Ia susut keringatny dgn ujung lengan baju
seraya senyum tulus mengembang
di sudut bibirnya
meski tubuh di dera lelah yang amat sangat
namun ia tetap tersenyum
Kerutan di wajahnya
keras tapak tangannya
semua mematrikan perjuangnya
betapa hidup itu tak mudah
penuh dengan rentetan peristiwa
Yang mengalirkan air mata
yang meneteskan bulir peluhnya
berjibaku dengan segala daya
di tempa kesulitan yang seakan enggan pergi
Mengakrabi hari-harinya
namun lagi-lagi Ia selalu menerima
apapun yng telah di gariskan Tuhan padanya
susah senang diterimanya dgn hati yg lapang
tanpa ada keluh tanpa banyak pinta
Kartini Tangguh itu Ibuku
sederhana menjalani hidup
luar biasa perjuangannya
menghantarkan aku beserta adikku
menuju pintu gerbang masa depan
***
Hera Veronica
Jakarta | 6 Juni 2020 | 10:45
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H