Dari semua varian kue lebaran yang tersaji di ruang keluarga, pada saat menyambut hari raya idul fitri. Nastar-lah yang menjadi primadona, entah mengapa padahal masih banyak ragam kue khas lebaran lainnya. Yang rasanya tak kalah gurih, nikmat dan lezat.
Akan tetapi pilihan tetap jatuh pada kue bernama "Nastar", tak jarang pada saat mengunjungi rumah family, tetangga, kerabat dan handai taulan, justru kue yang diincarnya dan paling pertama ingin di icip-icip ya kue Nastar itulah.
Entah mengapa sepertinya Nastar memiliki daya magis tersendiri, yang membuat orang ingin mencicipi cita rasanya. Ataukah karena aromanya yang menggiurkan dan menggugah selera, atau karena teksturnya yang lunak serta rasanyapun tidak terlalu kemanisan.
Nastar dengan beragam bentuk dan ukuran, ada yang berbentuk bulat, berbentuk daun, biji congklak, keranjang, berbentuk memanjang dan masih banyak lagi bentuk lainnya. Soal bentuk dan ukuran di sesuaikan dengan selera masing-masing. Tak ada pakem-pakem tertentu yang penting rasanya nikmat, soal bentuk tak terlalu berpengaruh.
Nastar selalu pas kena di hati, aroma selainya menebarkan wangi. Rasanyapun pas tidak terlalu manis yang menyebabkan rasa menjadi giung. Saya sedari kecil terbiasa turun ke dapur bantu-bantu Ibu guna membuat kue-kue kering, camilan khas lebaran. Saya tidak pernah membeli melainkan membuatnya sendiri, karena dari segi rasa sangat jauh berbeda. Sebab pada saat proses pembuatan memakai bahan baku dengan kualitas terbaik.
Sampai kapanpun Nastar tetap menjadi kue favorite keluarga dari tahun ke tahun. Cita rasanya yang khas, aromanya yang menggugah selera dan rasa manisnya yang pas. Akan selalu menjadi primadona, lebaran tanpa adanya kue Nastar serasa ada yang kurang, sebab Nastar di gemari banyak orang, termasuk kami sekeluarga.
***
Hera Veronica
Jakarta | 15 Mei 2020 | 12:42
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H