kunikmati secangkir kopi
sambil menatap rinai hujan
Hujan mengguyur kotaku
entah mengapa aku suka
menatap hujan berlama-lama
Aku suka aroma tanah basah
aku suka suara ketukkannya
pada genting atau jendela
Seiring Rabb-ku menurunkan berkahnya
membawa asaku pada rasa yang tak biasa
ada perasaan melankolis
Menghinggapi relung hati
selalu saja seperti itu
aneh akan tetapi begitulah adanya
Ada sejumput asa
yang tak pernah bisa kupahami
dan rasa itu selalu sama
Mataku menatap pusaran air
membawa hanyut daun kering
kupandangi daun itu
Hingga tak nampak lagi oleh penglihatanku
di luar sana ramai orang mengenakan payung
aneka bentuk  corak dan warna
Berlindung dari air hujan
yang akan membuatnya basah
berbeda dengan anak-anak
Mereka dengan riang gembira
bermandi air hujan tak perduli
pakaian yang di kenakannya basah
Dan kuyup kedinginan
sama seperti halnya aku
aku basah oleh kerinduan