Di ruang yang pengap
di balik jeruji besi
di mana semua pintu terkunci
raga tersandera
kebebasan hanya ilusi
Namun ada satu
yang tak terbatasi dan tak terpasung
pemikiranku....imajiku... liar tak terkendali
ia bebas berkelana
menembus batas
Ruang dan waktu
menerobos tembok
yang menjadi sekat
mendobrak pintu-pintu
yang terkunci rapat
Imajiku terbang tinggi
menembus awan
lintasi lautan
ketempat-tempat yang tak terjamah
ia terus mengembara
Tanpa kenal lelah
meski raga terkungkung
di tempat kotor dan berdebu
yang di huni kecoak dan cecak
serta nyamuk-nyamuk penghisap darah
Namun penaku
akan terus lantang berbicara
suarakan ketidak adilan
wahai penguasa sekalipun kau
jebloskan aku ke dalam terali besi
Kau buat aku mendekam
bertahun-tahun lamanya
walaupun kau rampas kebebasan ragaku
hingga aku sekarat di dalamnya
dan menjadi tulang belulang yg terserak
Walau kau bungkam mulutku
hingga tak mampu lagi berkata-kata
tentang kebobrokan yang ada
tentang busuk yang baunya merabak
tentang congkak yang engkau pelihara
Walau aku terkubur di tempat pengap ini
namun sejatinya buah pemikiranku...
akan tetap hidup dan menggema
tembok dan jeruji besi ini
saksi bisu matinya keadilan untukku
Written By Hera Veronica
Jakarta, April 12,2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI