Sesekali...
biarkan aku memboncengmu
duduk manis di belakangku
berpegangan yg erat agar tak terjatuh
dan aku tak mencedraimu
rekatkan lenganmu
kenakan hoodie jumpermu
aku akan membawamu melaju
dengan kuda besiku
membelah aspal yang keras
melibas jalanan yang tak selalu mulus
ada kalanya bergelombang
berlubang dan tak rata
seperti halnya perjalanan hidup kita
Duduk manis di belakangku
maaf jika kibasan ekor rambutku
mengenai wajahmu
jangan takut merasa tersaingi
buang jauh-jauh rasa itu
hanya karena aku wanita
aku tidak lebih rendah darimu
dan juga tidak lebih tinggi darimu
kita setara tak ada beda
sama-sama memperjuangkan nasib
memutus mata rantai kesulitan
sama-sama memiliki Ambisi
yang kita pelihara dan hidupkan
Duduk disampingku...
diantara peluh disekujur tubuh
diantara aroma keringat yg menyengat
diantara nafas yg memburu
kita tertawa bersama dan saling kepalkan tinju
biar kuhapus butiran peluh di dahimu
seraya bercerita tentang mimpi-mimpi
yg belum tergapai
dan keengganan kita menyerah kalah
tunduk dan pasrah pada nasib
Duduk di sampingku...
kita rehat barang sejenak
melepas penat
kita nikmati lelah ini
ditemani secangkir kopi
kita bersulang...
untuk MIMPI dan AMBISI
yang terpatri di sanubari
Semoga hari esok...
menjadi milik kita
waktu terbaik kita
dimana kita hancurkan JARAK
yang membelenggu
dan cairkan RINDU
yang beku oleh waktu
kita nikmati yang ada
dengan cara kita
dalam SAHAJA
kita bisa BAHAGIA
AKU...
KAMU...
Penikmat KOPI...
Pecandu SENJA...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H