Di sana, berbagai atraksi wisata dapat dinikmati tanpa harus berpindah jauh ke lokasi lain. Pilihan lainnya adalah terus mengembangkan infrastruktur konektivitas secara merata, bukan hanya agar terhubung dengan Denpasar saja tetapi juga di wilayah Utara Bali.
Pembangunan transportasi publik di Bali jelas tidak akan menarik bagi wisatawan. Mereka rela membayar lebih agar nyaman dalam perjalanan, bisa singgah dimana pun selama perjalanan, dan terutama karena secara psikologis suasanya hatinya adalah untuk liburan sehingga membayar lebih mahal untuk transportasi menuju tempat wisata dalam daftar keinginannya bukanlah masalah besar.
Namun, transportasi publik di Bali sangat bermanfaat bagi para pekerja wisata. Saat iseng mencoba angkutan Trans Metro Dewata di beberapa koridor --tentu  saja tujuan saya agar bisa menikmati suasana Bali dengan biaya transportasi murah-- terlihat  para pekerja hotel dan penjaja sovenir, khususnya perempuan, teramat mengandalkan angkutan umum ini.
Wisata interaksi dan eksplorasi yang tengah berkembang di Bali adalah potensi yang masih terus dapat dikembangkan agar dapat menyenangkan ragam kepribadian manusia sesuai dengan karakter dan tujuan orang tersebut berwisata.Â
Model wisata tersebut mampu menarik orang untuk menghabiskan lebih banyak uang karena kekayaan atas pengalaman yang dirasakannya saat itu dianggap tidak terukur nilainya.Â
Akan tetapi, untuk dapat memupuk sumber pendapatan daerah dari model wisata tersebut, maka Pemerintah Provinsi Bali masih harus menempuh banyak upaya, salah satunya melalui pembangunan infrastruktur konektivitas yang merata. (HN)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H