Untuk sahabatku
"Engkau memahami betul tentang kehidupan dan pondik si licik itu kita mengenalnya bersama tetapi apakah dia tidak boleh dikasihani!? Tulisan ini aku tuliskan tentang kenyataan hidup, semoga bermakna. "
                           Si Pondik Jalanan
Saya bangun dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Sakit yang telah mendera saya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tidak kunjung sembuh. Satu pertanyaan yang selalu keluar dari pikiran saya, mengapa saya mengalami semuanya ini? Rasa ingin berontak pun muncul. Saya kecewa dan sakit hati tapi saya berusaha agar di atas tempat tidur ini saya tidak berbuat dosa. Saya mengekang diri serta mengunci mulut agar tidak berprasangka buruk. Rupanya setan sedang menggerogoti pikiran saya. Dia berhati-hati kalau-kalau ada kesempatan dia akan menjebak saya. Ingin rasanya saya protes, entah dosa apa yang telah saya buat sehingga mengalami kepahitan hidup yang saya alami. Sesungguhnya ini pun kisah nyata yang sulit. Bayangan-bayangan untuk menguji keallahan Allah pun timbul dalam pikiran saya. Akan tetapi saya ingat kata seorang imam Katolik, jika doamu belum terkabulkan dan merasa Tuhan tidak peduli padamu mintalah pertolongan pada Tuhan agar Roh kekuatan dianugerahkan kepadamu. Saya berusaha untuk menghibur diri. Sesungguhnya Allah tidak akan meninggalkan hambanya. Tuhan maha kasih. Setan tidak mampu mengubah fakta itu tetapi dia berusaha untuk mengubah pandanganku tentang Tuhan. Dengan segala keluh yang saya rasakan dia berusaha menghadirkan pikiran bahwa saya dilupakan oleh Tuhan, Tuhan tidak lagi mengasihi saya. Dalam cobaan yang begitu berat ini, dengan segala penderitaan yang saya alami saya berusaha untuk kuat. Tuhan tetap maha pengasih. Saya mengingat kata-kata Ayub, "Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang pula aku akan kembali ke sana. Tuhan yang memberi, Tuhan pula yang mengambil. Terpujilah nama-Nya."
Kesadaran ini demikian kuat. Dan saya percaya sama seperti Ayub, saya akan berusaha untuk kuat dengan segala keterbatasan saya.
Pernah saya meminta Tuhan untuk datang menjamah saya, menyembuhkan saya dari penyakit. Oh.. sungguh pengharapan yang besar,..."tapi saya tidak pantas Tuhan datang pada saya."
#TDX
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H