Untuk Ibu
    (Maria Krisdayanti Bahagia)Â
Aku rindu berjalan pada jalan yang biasa aku lewati setiap lonceng natal mulai mengema di setiap sudut tempat ini. Mereka mulai melalu-lalang bergembira menyambut emanuel. Namun aku, hanya terdiam di sudut kecil sambil melirik rumah berkeramik merah pucat. Ada rindu yg terbesit. Tentang sosok yg selalu menggegam tangan dikala rintik hujan Natal datang. Dia yang selalu memanggilku untuk menyambut Emanuel.Â
Tetapi kali ini semua berbeda. Rasanya ragaku rengang dan nyaliku ciut. Semua tak sama lagi Bu. Semua terasa riuh namun sepi. Aku hanya ingin mengengam dan merangkul ibu. Aku ikhlas walaupun aku rindu. Bu Bolehkah aku bertemu dalam malam berbalut bintang. Dalam sepi tertata sunyi? Bolehkah aku meminta walau semua sulit untuk aku percaya? Semua terasa hambar Bu, bahuku tak sekuat tawaku yg membisu dan mata untuk percaya kebohongan.
Riuh kembang api menyala membakar lagit malam ini, namun naasnya yg terbakar  malah hatiku. Bu aku rindu ibu. Pundak ini butuh rangkulan. Maaf aku tak terbiasa untuk bisa seperti ini.
"Rindu dikala sunyi tentang natal bersamamu yg telah terbaring kaku. Ibu aku rindu.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H