Mohon tunggu...
Heraklitus Efridus
Heraklitus Efridus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo everyone..! Saya adalah seorang yang sangat misterius, sok cool, walaupun sebenarnya memang cool hahaha.. Saya sangat terbuka untuk berteman dengan siapapun, tidak pernah membatasi diri saya untuk bergaul dengan siapa pun, kecuali mungkin orang yang membatasi diri untuk bergaul dengan saya. But it's okay. saya memiliki hobi, dan hobi saya adalah meng-PHP-in cewek. Oh no..! hobi saya adalah membaca, menulis dan mendengar. Terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat dan Waktu

27 November 2023   20:42 Diperbarui: 27 November 2023   20:42 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SAAT Dan WAKTU

Untuk sahabatku yang selalu tersenyum saat menanti air bersih di pagi  hari, SAHWA, dibawah rintikan dan beningnya air pegungungan Ranaka.

 

"Kita rupanya terlambat diilhami oleh keadaan sehingga semuannya menjadi tanpak biasa walaupun dalam keadaan tak biasa"

 

Sahwa Sahabatku, sekarang ini, setelah badai menerjang kehidupan kita, badai yang meluluh-latahkan berbagai sisi kehidupan kita, apakah yang dapat kita lakukan sebagai orang muda? Apakah diam dan terus menerus mengurung diri dalam kamar, kemudian memainkan berbagai game online kita? Ini sebenarnya bukanlah masalah, toh kita semua bebas melakukan apapun yang kita inginkan. Kita, lahir tepat dimana dunia telah memproklamirkan diri sebagai dunia modern. Kita pun kemudian berkanjang di dalamnya. Lahir di dunia modern sebagai subjek yang bebas. Dan, kebebasan seperti apakah itu? Apakah itu berarti bahwa kita sebebas-bebasnya dengan tanpa aturan sedikit pun. Sehingga kemudian yang mengatur kita lantaran dianggap sebagai tindakan militan. TIDAK! Kebebasan yang dimaksudkan di sini mengandaikan tindakan yang dinyatakan bermoral apabila mengutamakan kebebasan itu (kebebasan kita pun dibatasi dengan kebebasan orang lain). Kita bebas tetapi bukan tanpa regula, artinya kita bebas dalam sistem aturan yang mengatur kita untuk kebebasan itu. Hal ini tentu mengadaikan sebuah aturan bernilai manusiawi.

"Saya jadi teringat ketika Romo Rama menghukumku dan meyuruhku membuat sebuah karya ilmiah dalam waktu dua hari. Saya harus mengorbankan waktu tidur untuk mengerjakannya. Dan saat itulah saya sadar betapa berharganya waktu tidur itu."

Sahwa mengenai hal inilah tulisan ini disampaikan kepadamu. Adalah sebuah panggilan baru untuk kembali ke alam, telah terngiang di telinga kita masing-masing. Dengan merefleksikan berbagai fenomena alam, yang kita saksikan sendiri beberapa tahun terakhir. Mungkin inilah maksudnya, supaya kembali lagi ke rumah (alam) yang tidak lagi terawat. Merupakan sebuah kewajiban untuk memperbaiki kembali alam yang sudah rusak dan memperhatikan lingkungan hidup kita yang telah tercemar oleh berbagai persoalan dunia kita. kewajibapan moral untuk kembali ke alam-merawat ibu yang telah menghidupi dan melahirkan kita. Kita semua entah secara refleksi-teoretis, entah berdasarkan fakta empiris, diharapkan untuk sadar bahwa peristiwa alam yang begitu hebat akhir-akhir ini, sebenarnya mau mengingatkan kita untuk memperhatikan alam. Perubahan musim yang tidak lagi sesuai dengan garis prediksi alam, tidaklah tanpa kecacatan. Benarlah kata Gorbatschow, orang komunis itu "orang terlambat dihukum oleh sejarah". Kita tidak dapat menyangkal diri bahwa sebagai subjek sejarah dunia, kita bertindak untuk menjadi bebas dan damai sekaligus sebagai pengacau kedamaian itu (hal ini berkaitan dengan ketidaksadaran, mengerut hasil bumi tanpa berpikir sedang memotong tali nyawa di kemudian hari). Sahwa jangan-jangan, oleh generasi selanjutnya, generasi kita dituntut dan di cap sebagai generasi terkutuk. lebih dari itu, ini bukan soal demi mereka atau pribadi lain tetapi demi kita sendiri, demi kesehatan dan kenyamanan kita. Kita tidak dapat menyalahkan Tuhan yang adalah subjek ilahi yang masuk dalam sejarah hidup kita. Sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap kerusakan alam, menurut saya semua orang hendaknya tidak hanya mengerut hasil bumi tanpa memberi diri untuk membangunnya kembali. Bagaimana pun, alam adalah bagian dari diri kita. Kiranya tidak lupa dan pura-pura tidak tahu seberapa besar nilai yang telah diambil dari rumah bersama ini. Semuanya ini bukan bermaksud bahwa kita"dipaksakan" untuk harus kembali memperhatikan alam dan bertanggung jawab atasnya, walaupun sebenarnya kita tidak melakukan skadal terhadap alam. Seperti yang dikatakan sebelumnya, lebih merupakan bentuk solidaritas-moralitas terhadapnya. Paksaan bukanlah suatu bentuk kebebasan yang bernilai moral. Sadar akan hal ini, kita manusia bebas yang senantiasa memperjuangkan kebebasan dan hak kita dalam ruang publik, dalam dunia modern ini. adalah kebebasan "yang bernilai kewajibaan" dan hak kita menjaga sebagian dari diri kita "alam-bumi" ini. Sebab sekalipun kita manusia, kita adalah tanah yang nyatanya memiliki kesempatan untuk menang dalam mengurai setiap partikel dalam diri kita menjadi dia yang disebut manusia itu. Pada akhirnya pun kita akan kembali kepada diri kita --tanah- menyatu dengannya.

Bukankah dulu kita diciptakkan  dari tanah Sahwa? Ya, setidaknya itulah yang kita ketahui dari cerita novel suci itu.

Kita memang dapat hidup sendiri, dengan segala dukungan dari dunia yang sudah modern, berupa alat tekhnologi yang canggih, yang memungkinkan kita untuk menjadikan ruang privat sebagai kenikmatan. Kita dapat hidup tanpa orang lain tetapi barangkali kita juga perlu sadar bahwa kita hanya dapat mengerti dan mengenal diri kita (hanya) melalui sesama kita. Sikap individual memang baik dalam arti tertentu tetapi menyangkut kemanusiaan kita perlu sadar bahwa kita tetaplah manusia yang membutuhkan orang lain untuk menjadi pendamping kita. Bukankah seperti kita, alam pun membutukan yang demikian? Sudah terlalu banyak korban karena ketidakadilan dalam sejarah kita. Janganlah terlalu buru-buru kita mengejar uang sampai lupa bahwa kita juga membutuhkan angin segar untuk kehiupan kita. Lihatlah sungai-sungai tepat dulunya kita berekreasi kini tercemar, malah dipandang sebagai kejijikan, akibat bahan kimia dan limbah pabrik. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semua ini bagi kita. Kita akan melihat segala-galanya kembali, yang kita butuhkan adalah kembali untuk mengembalikan semua ini. Marilah! Kita menjenguk "ibu" kita, yang sedang sakit ini.

Diakhir dari semuanya ini Sahwa yang baik, saya mau mengatakan bahwa saya akan selalu merindukan untuk dapat bersua bersamamu dikemudian hari. Sudah tidak sabar rasanya untuk berjumpa dan bercakap lagi bersamamu secara langsung. Setidaknya itu akan membuat tangan ini tidak kelelahan karena harus terus menerus menulis dan mengetik surat-surat ini kepadamu. Hanya janganlah kau mengharpakan kopi pahit saat itu untuk mengingat kisah manis kita di masa yang lampau. Saya punya banyak kisah manis untuk dibagikan kepadamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun