Kota Malang, jawa timur terkenal dengan hawa sejuk dan dinginnya. Kota ini juga terkenal dengan banyaknya definasi tempat wisata dan kuliner yang sangat populer. Salah satunya adalah Ronde Titoni yang sudah berdiri sejak tahun 1948 yang tepatnya sudah 74 tahun berdiri. Pemiliknya adalah Abdul Hadi yang merintis Ronde Titoni ini sejak tahun 1948. Beliau berjualan di kawasan Pecinan Malang (Pasar Besar Timur) dengan menggunakan pikulan. Dinamakan 'Titoni' karena lokasi berjualannya tepat di depan toko arloji Titoni.
Warung Ronde ini menyediakan wedang ronde,angsle,hingga ronde kering dan terdapat beberapa makanan pendamping yang cocok untuk anda nikmati di tengah dingin dan sejuknya hawa kota Malang.
Ronde sendiri, merupakan kuliner tradisional yang merupakan hidangan berupa kacang,agar-agar,tepung ketan berbentuk bulat,yang dipadukan dengan kuah jahe yang tentunya sangat menghangatkan badan apabila dikonsumsi pada malam hari, ditengah dinginnya hawa kota Malang. Di Ronde Titoni 1948, tersedia dua jenis ronde yang berbeda, yaitu ronde basah dan ronde kering. Untuk ronde basah, sama seperti ronde pada umumnya yakni ronde yang menggunakan kuah jahe. Sedangkan ronde kering, tidak menggunakan kuah jahe, melainkan menggunakan taburan bubuk kacang yang membuat sensasi berbeda saat anda sedang memakan ronde.
Tempat ini telah dijuluki sebagai  kuliner legendaris yang alhasil membuat tempat ini masih ramai dikunjungi oleh masyarakat hingga saat ini. Terlebih harganya tergolong murah dan sangat worth it  untuk wisatawan maupun masyarakat sekitar yang sedang berkunjung ke kota Malang. Untuk ronde kering, harganya adalah Rp12.000, sedangkan untuk menu lain seperti ronde basah, angsle, atau pun kacang kuah, harganya Rp10.000. Selain beberapa menu tersebut, tersedia juga Cakwe seharga Rp 4.000 yang bisa menjadi camilan pelengkap hidangan bagi pengunjung. Ronde Titoni 1948 buka dan melayani di Jalan Kawi, Kota Malang, pada hari Senin sampai Sabtu, mulai pukul 7 malam hingga 11 malam. Jika anda ingin merasakan ronde legendaris ini lebih baik datang lebih awal agar tidak kehabisan dan berebutan dengan wisatawan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!