Mohon tunggu...
Herafani Arandahana
Herafani Arandahana Mohon Tunggu... Mahasiswa - herafaniard

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Travel Writing: Dari Pasar ke Pasar

25 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2023   10:34 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar menjadi sebuah ikon suatu daerah untuk sebagian orang, pasar dapat menjadi alasan seseorang untuk berkunjung kembali ke daerah tersebut. Pasar juga erat kaitannya dengan produk khas unggulan di suatu daerah. Berbicara mengenai pasar, pasar memiliki beragam jenis sesuai dengan apa yang terdapat didalamnya. Pasar sangat otentik dan menjadi ciri khas dari kota tersebut, misalnya kota solo yang memiliki beragam banyak pasar berdasarkan apa yang ditawarkan di dalamnya. 

Kota solo memiliki Pasar Triwindu yang menjual berbagai barang bekas yang antik, selanjutnya terdapat Pasar Gede Solo yang menjual berbagai olahan makanan yang didominasi oleh chinese food dan masih banyak lagi pasar yang menawarkan berbagai macam produk. Beranjak ke kota sebelah yakni Kota Yogyakarta yang memiliki beragam pasar untuk memenuhi kebutuhan setiap penduduknya. 

Sebelah utara kota terdapat Pasar Colombo yang menjual berbagai kebutuhan pokok dapur rumah tangga. Bergeser ke arah barat terdapat Pasar Gamping yang menyediakan berbagai macam kebutuhan masyarakat sekitar. Lebih lanjut bergeser ke arah timur terdapat Pasar Kranggan yang sekarang mulai bergeser menjadi pasar wisata karena keberadaannya dekat dengan Monumen Tugu Yogyakarta. 

Beberapa contoh pasar tersebut diatas berbeda dengan pasar di pusat kota Yogyakarta yang sangat kental akan budaya yang ditawarkan. Beranjak sedikit ke arah selatan Yogyakarta pada salah satu pasar yaitu Pasar tradisional Beringharjo yang didalamnya terdapat kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Nama Beringharjo diberikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakan Bahasa Jawa. Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). 

Nama Beringharjo sendiri dimaknai sebagai pohon beringin yang merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang. Pasar Tradisional Beringharjo memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, kota budaya, dan kota pariwisata. Sebagai kota budaya, Pasar Tradisional Beringharjo memiliki nilai sejarah yang erat kaitannya dengan keberadaan keraton Yogyakarta tersebut. 

Berdasarkan peran Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, Pasar Tradisional Beringharjo dapat memberikan wawasan bagi para pelajar untuk mengenal lebih jauh mengenai kultur budaya asli di tengah berkembangnya arus budaya modern. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya yaitu peran Pasar Tradisional Beringharjo sebagai obyek wisata budaya yang selalu dikunjungi wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Keberadaan Pasar Tradisional Beringharjo sendiri mampu menjadi ikon yang banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta karena keunikannya. 

Pasar Beringharjo berlokasi dekat dengan tourism area Yogyakarta yakni Malioboro, hal tersebut yang menyebabkan adanya mobilitas wisatawan ke area Pasar Beringharjo. Adanya pasar tradisional tersebut jika dihubungkan dengan kegiatan pariwisata, maka akan terjadi sebuah atraksi pariwisata yang disebut Wisata Belanja. Pasar yang terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta ini menjual berbagai kebutuhan pokok seperti batik, jajanan pasar, pakaian anak-anak dan orang dewasa, jamu tradisional, uang kuno, hingga barang antik. 

Memasuki area pasar akan disambut dengan berbagai kuliner yang ditawarkan seperti Sate Kere yang ramai pengunjung dan asap dari pembakaran sate yang memenuhi kawasan pasar. Beranjak lebih dalam akan terdapat berbagai suguhan kuliner lain seperti aneka es setup Budhe Lien, soto daging sapi Bu Pujo, es kopyor dan gado-gado, terdapat juga aneka jajanan pasar yang lengkap. Selain itu, terdapat juga alat perlengkapan rumah dari kerajinan rotan. Menuju ke lantai atas akan didapati berbagai baju kebaya dan lawasan Bu Pur yang akhir-akhir ini banyak pengunjung karena harga nya yang pas dikantong. 

Kegiatan tersebut diatas diharapkan mampu menjadi sumber pendapatan daerah, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, membuka lapangan pekerjaan, kesempatan kerja dan proses pemerataan pendapatan dan meningkatkan pendapatan daerah. Pasar Tradisional Beringharjo adalah pasar tertua dengan nilai historis dan filosofis nya yang tidak dapat dipisahkan dengan Keraton Yogyakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun