Bangsa Eropa merupakan salah satu bangsa yang memiliki masa abad pertengahan dan masa kemajuan (renaissance). Dalam sejarah Eropa, abad pertengahan berlangsung dari abad ke-5 hingga abad ke-15. Pada mulanya, abad pertengahan ini terjadi karena adanya Kaisar Romawi Barat yang runtuh sehingga bangsa Eropa memasuki abad pencerahan atau pembaharuan yang biasa disebut renaissance. Sehingga, dari sinilah masa abad pertengahan dan masa renaissance dianggap sebagai sebuah perbandingan, karena dalam kedua tersebut kondisi nya sangat lah berbeda. Abad pertengahan disebut sebagai zaman kegelapan, sedangkan zaman renessaince disebut sebagai zaman pencerahan atau pembaharuan. Untuk periodenya sebenarnya dbagi menjadi tiga diantaranya awal abad pertengahan, puncak abad pertengahan, dan akhir abad pertengahan. Masa renaissance dimulai dari abad 15 hingga sekarang. Tokoh sejarah pertama kali yang merumuskan dan mempopulerkan perodesasi dalam sejarah Barat ialah bernama Cellarius yang mana seorang sejarah sarjana Jerman yang hidup pada abad XVII (Sundoro, 2007).
        Mulainya memasuki abad pertengahan sendiri dimulai dengan masuknya agama kristen serta sebuah tanda adanya kelahiran Eropa. Pada masa ini, gereja merupakan satu-satunya lembaga yang dapat menyatukan rakyat serta memberikan kebebasan, perlindungan, dan pertolongan. Abad pertengahan juga bisa disebut sebagai "Abad Kegelapan", namun menurut Berling dalam Sundoro menyatakan bahwa jika penamaan abad pertengahan sebagai "Abad Gelap" ono kurang tepat, karena pada abad pertengahan juga menunjukkan masa yang dinamis, variasi, kreasi dan aktivitas budaya yang berharga. Â
        Setelah melewati abad pertengahan, masuklah ke masa renaissance. Renaissance berasal dari bahasa Latin "renaitre" yang berarti "hidup kembali" atau "lahir kembali". Pengertian Renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat (Budi, 2011:7). Definisi lain Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di mana perkembangan kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem kepercayaan, perkembangan sistem politik, institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain.
        Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian, orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.
        Perlu diketahui bahwa Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat. Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya. Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan untuk dunia.
        Pada masa renaissance manusia hidup bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu pasti, mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya sebagai kebenaran ilahi.
        Pada masa Abad Pertengahan, ada anggapan bahwa alam ini tak lebih dari sekedar suatu sistem terbatas bagai bidang lingkaran yang berputar mengelilingi bumi atau geosentris. Akan tetapi kemudian pandangan itu berubah dan menuju faham heliosentris, yang menyatakan bahwa sebenarnya alam ini tidak sebatas itu melainkan jauh lebih luas, dan bumi ini hanyalah salah satu anggota alam secara makro. Pengetahuan ini telah mendorong kalangan cerdik pandai untuk menekuni berbagai disiplin ilmu yang beraneka ragam. Karena mereka yakin bahwa pemahaman terhadap alam tidaklah semudah dan sesederhana sebagaimana yang terkandung dalam syair-syair Kristiani.
        Dalam bidang lainnya, kebudayaan renaisan juga berbeda secara tajam dengan kebudayaan Abad Pertengahan. Di masa renaisan, filsafat skolastik dinilai rendah karena dianggap sebagai campuran antara kebodohan logika dengan dogma-dogma agama. Ajaran kekesatriaan dan etika dinilainya membosankan, semua omongan tentang kebahagiaan hanyalah hiasan bibir, karena pada kenyataannya semua urusan hanya sekadar menguntungkan saudagar-saudagar dan bankir-bankir tamak yang ada di setiap kota di Eropa. Sudah menjadi rahasia umum, pada Abad Pertengahan itu, kepentingn[1]kepentingan individu masuk, baik dalam serikat kerja, ke gereja, ke dalam kelompok sosial, bahkan ke mana saja. Ditumbuh-suburkan sikap-sikap fanatisme dan egoisme, agar manusia mensucikan dosa lewat jasa baik Kardinal.
        Terlepas dari perbedaannya, keduanya tentu memiliki persamaan diantara adalah karena masing-masing tetap bertumpu pada budaya klasik Greek dan Romawi. Hanya saja pada Abad Pertengahan, budaya klasik tersebut berada sepenunya dalam naungan gereja serta dimanfaatkan bagi kepentingan gereja. Sebagian besar karya renaisan juga beroleh inspirasi atau tema dari Bibel, sebagaimana umunya karya Abad Pertengahan.
Sumber:
Sudrajat, A. (2006). Koneksi Mediterania: Interaksi Dunia Islam Dan Eropa Pada Abad Pertengahan.
Asfar, A. I. T., & Asfar, A. I. A. (2019). Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan Pengaruh   Keilmuan. Universitas Negeri Makassar, 1-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H