Mohon tunggu...
Heny Yulianty
Heny Yulianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Bengkulu

Mahasiswa Universitas Bengkulu

Selanjutnya

Tutup

Financial

Naiknya Harga BBM Berdampak pada Biaya dan Pendapatan Usaha Para Petani Sayur di Curup

5 Desember 2022   12:51 Diperbarui: 5 Desember 2022   13:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Alasan utama kenaikan bahan bakar minyak (BBM) disebabkan oleh tingginya harga pasar minyak dunia, dikutip dari kumparanNEWS. 

Dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kenaikan harga bahan pangan, angkutan umum, dan juga kebutuhan masyarakat lainnya. 

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)juga dapat mendorong tejadinya inflasi yang pada gilirannya akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti penurunan upah rill dan konsumsi rumah tangga. Seperti yang sedang dirasakan oleh petani di Curup tepatnya di desa Sumber Urip kec. Selupu Rejang. 

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak sangat merugikan masyarakat, pasalnya semua harga kebutuhan pokok naik melambung tinggi. Salah satunya adalah biaya produksi petani seperti pupuk, racun, bibit juga naik melejit tinggi mengikuti harga bahan bakar minyak yang naik.

 Ini menyebabkan petani harus berpikir keras bagaimana mereka bisa membeli semua kebutuhan tani nya dan juga harga operasional angkut pun naik, sedangkan harga jual sayur tetap saja rendah. 

Seiring dengan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) pendapatan petani pun dengan cepat menurun. Hal ini dikarenakan, biaya produksi dan biaya transportasi meningkat yang tidak sesuai dengan pendapatan yang diterima dari hasil panen petani. "Walaupun harga sayur mahal juga tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk biaya produksinya" ucap bapak Suroso salah satu petani sayur di desa Sumber Urip kec. Selupu Rejang.

Hasil produksi tani sayur ini dijual diberbagai daerah. Namun, seiring berjalannya kenaikan bahan bakar minyak yang disertai dengan peningkatan ongkos angkut ini membuat petani menjadi lesu. Sebab, biaya angkut yang mahal membuat penjualan sayur nyaris tidak mendapatkan untung. Akibat yang diterima ekonomi petani sayur terpuruk lagi. 

Salah satu dampak yang paling dirasakan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masyarakat harus mengantri panjang untuk mendapatkan minyak subsidi dan juga ditambah pembeliannya saat ini harus menggunakan aplikasi MyPertamina. 

Hal seperti inilah yang membuat antrian kian panjang, belum lagi masih ada masyarakat yang belum paham akan teknologi yang seperti itu. Menurut saya penggunaan aplikasi MyPertamina juga sebenarnya mempersulit dan menghambat pembelian minyak subsidi dan akan memperlama antrian. Bahkan sampai banyak yang menginap di SPBU agar bisa mendapatkan bahan bakar minyak tersebut. Sungguh ini sangat mempersulit keadaan. 

Pengepul hasil tani sayur sangat ketergantungan dengan alat transportasi agar bisa menjual hasil panen dari petani ke pedagang dipasar. Petani sangat berharap kepada pemerintah agar damapk dari kenaikan bahan bakar minyak ini dapat segera ditangani dan diselesaikan. Karena, jika dampak ini terus terjadi maka akan mengakibatkan kerugian bagi para petani sayur dan turunnya pendapatan petani di desa Sumber Urip kec. Selupu Rejang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun