Mohon tunggu...
Heny Taslimah
Heny Taslimah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya merantau kekota pelajar sebagai pembelajar dan akan terus belajar, saya adalah mahasiswa UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta prodi Ilmu Komunikasi angkatan tahun 2015

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia? Ready Or Not Hadapi MEA?

2 Januari 2016   22:55 Diperbarui: 3 Januari 2016   09:09 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Banyak harapan, banyak resolusi tentunya di tahun 2016 ini, Semakin maju perkembangan zaman tentu harus semakin matang persiapan kita menghadapi tantangan tantangan global dan persaingan dunia yang semakin kompetitif. Untuk mewujudkan dan merealisasikan kesiapan mental maupun persaingan tersebut Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi Asean(MEA).

                Mea merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara, MEA sendiri sudah diresmikan pada tanggal 31 Desember 2015 kemarin.  Pasar bebas ini diharap dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, opportunity Indonesia dalam MEA tentu berada pada sektor sumber daya alam, mengingat investasi sumber daya alam Indonesia berada di peringkat level tertinggi di bandingkan negara Asia Tenggara lainnya.

                Terdapat empat hal yang menjadi fokus MEA mendatang yang dapat dijadikan suatu momentum yang baik untuk Indonesia. Pertama negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan basis produksi maka akan membuat arus, barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

                Kedua Mea akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, intellectual property rights (IPR), taxaion, dan E-Commerce. Dengan demikian akan tercipta iklim persaingan yang adil, tempat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan konsumen, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi, menghilangkan sistem Double Taxation, dan meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.

                Ketiga MEA akan di jadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata. Dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.

                Keempat MEA akan diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. Dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota, Selain itu akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangan paket bantuan teknis kepada negara-negara anggota Asean yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktifitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

                Ditinjau dari sudut fokus MEA adanya pasar perdagangan bebas ini sangat produktif sekali karena kehadirannya yang ditujukan untuk menghilangkan secara signifikan hambatan-hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut. Pembentukan pasar tunggal ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat. Hal ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing, penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.

                Adanya MEA ini juga memberikan peluang besar bagi Indonesia karena akan menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia, satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk sumber daya manusia(SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi bumerang untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik. Namun sebenarnya apakah Indonesia sudah siap menghadapi dan beradaptasi dengan sistem pasar bebas ini, mengingat kerja jasa di Indonesia belum begitu populer, dan juga masih banyak para pekerja Indonesia yang belum fasih berbahasa inggris yang nantinya akan menjadi bahasa pasar internasional dalam MEA.

                Pemerintah sendiri juga belum memiliki aksi nyata dalam menghadapi pasar bebas ini, pemerintah masih setengah hati dalam menarik investasi dan tidak mengetahui apa yang diinginkan. Tidak seperti Thailand yang sejak awal sudah menyiapkan diri dengan baik. Misalnya Thailand yang ingin mengembangkan industry otomotif, mereka secara komprehensif mempersiapkan dan konsisten membangun industrinya sehingga kini menjadi besar.

                Seandainya bila tidak siap Indonesia tidak perlu takut atau merasa minder, tetapi hadapi dan banyak membekali diri dengan berbagai keterampilan dan kemampuan berbahasa asing dan mengikuti berbagai pelatihan, demi meyakinkan diri mencapai rasa percaya diri terhadap MEA Indonesia perlu mengerti bahwa ini bisa menjadi kesempatan emas untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri mulai dari level staf, supervisor, manajer hingga direktur asal orang Indonesia tidak merasa malas atau mau keluar dari zona nyaman, selain itu pemerintah daerah juga harus lebih kreatif dalam mengembangkan sektor jasa kepada tenaga kerja Indonesia agar memiliki pengalaman dan siap bekerja di luar negeri, yang terpenting jangan mau menjadi penonton di negeri sendiri.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun