Mohon tunggu...
Heny Sulistiawati
Heny Sulistiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Derma di Saat Sulit

9 Juli 2024   12:34 Diperbarui: 9 Juli 2024   20:21 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Andika. Andika adalah anak tunggal dari pasangan petani miskin yang hanya mengandalkan tanah kecil mereka untuk bertahan hidup. Meski hidup dalam keterbatasan, Andika tumbuh sebagai pemuda yang penuh semangat dan penuh kasih terhadap sesama.

Suatu hari, desa mereka dilanda musibah. Tanah tempat mereka menanam padi hancur diterjang banjir bandang yang melanda dengan hebat. Desa pun diliputi keputusasaan karena hampir seluruh hasil panen musnah. Penduduk desa yang mayoritas adalah petani seperti orang tua Andika, merasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa.

Andika merasa tanggung jawab berat sebagai anak tunggal. Dia berusaha mencari cara untuk membantu desa dan orang tuanya. Walaupun tanah mereka rusak, Andika memiliki ide untuk mencari bantuan dari desa tetangga yang masih bisa menanam padi. Namun, desa tetangga itu sendiri sudah mengalami kesulitan ekonomi akibat bencana yang sama.

Saat itulah, Andika mengingat cerita dari kakeknya tentang "derma di saat sulit". Kakeknya selalu menceritakan bagaimana ketika seseorang memberi pada saat dia sendiri sedang mengalami kesulitan, itu adalah bentuk pengorbanan dan keberanian yang luar biasa. Andika merasa itu adalah saat yang tepat untuk mengamalkan ajaran tersebut.

Tanpa ragu, Andika mengajak penduduk desa untuk saling membantu satu sama lain. Mereka membuat komunitas gotong royong untuk memulihkan lahan pertanian yang rusak. Meskipun mereka tidak memiliki banyak, mereka berbagi apa yang mereka punya: waktu, tenaga, dan sumber daya yang tersisa. Semangat mereka menginspirasi desa tetangga untuk bergabung dalam upaya bersama membangun kembali desa mereka.

Berkat usaha keras mereka dan semangat gotong royong yang tinggi, mereka berhasil menghidupkan kembali lahan pertanian dan memulihkan kehidupan ekonomi desa. Andika belajar bahwa dalam kesulitan, derma bukan hanya tentang memberi materi, tetapi juga memberikan keberanian, semangat, dan kasih sayang kepada sesama.

Cerita tentang "Derma di Saat Sulit" menyebar ke desa-desa lain sebagai contoh tentang kekuatan solidaritas dan kebaikan hati. Andika dan penduduk desanya menginspirasi banyak orang dengan sikap mereka yang pantang menyerah dan kemauan untuk berbagi dalam saat-saat sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun