Mohon tunggu...
Heny Nur Aika
Heny Nur Aika Mohon Tunggu... Lainnya - Wirausahawan

Dibisukan

Selanjutnya

Tutup

Money

Beretika dalam mengkonsumsi nikmat allah

26 Februari 2018   04:50 Diperbarui: 27 Februari 2018   07:51 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

  • Beretika dalam mengkonsumsi nikmat allah

 Setiap manusia yang hidup di dunia ini selalu melakukan aktivitas perekonomian terutama aktivitas konsumsi. Aktivitas konsumsi ini tidak akan lepas dari kehidupan kita sehari hari. Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dalam konteks masyarakat muslim, ada dua jenis pengeluar dalam mengkonsumsi suatu barang, yang pertama; pengeluaran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan duniawinya dan keluarga, yang mana hal ini pengeluaran ini memiliki efek pahala akhirat. Yang kedua; pengeluaran yang dikeluarkan hanya semata -- mata mencari ridha dari Allah SWT.

Dalam perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan kepuasan dan keberkahan dari apa yg telah dikonsumsinya.

Kajian Islam tentang konsumsi sangatlah penting, agar seseorang berhati-hati dalam menggunakan kekayaan atau membelanjakannya. Al-Quran dan hadits memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat jelas tentang hal konsumsi, supaya perilaku manusia menjadi terarah dan agar manusia dijauhkan dari sifat yang hina karena perilaku konsumsinya yang bisa merugikan diri sendiri. Perilaku konsumsi yang sesuai dengan ketentuan Allah dan RasulNya akan menjamin kehidupan manusia dunia akhirat.

Islam mengajarkan etika dalam berkonsumsi, konsumsi yang berlebih-lebihan, merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, Islam tidak mengenal dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghambur hamburkan harta tanpa guna). Tabzir adalah menggunakan barang dengan cara yang salah, seperti untuk tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar syariat Islam atau dengan cara yang tanpa aturan. Pemborosan berarti penggunaan harta secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang melanggar hukum Islam, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, atau bahkan sedekah.

Ada hadits Nabi yang mengajarkan etika dalam berkonsumsi, yaitu:


( )

Artinya: dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW bersabda: "makan dan minumlah, bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong." (HR. Nasa'i).

Mengkonsumsi barang halal dan haram tentu akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah, yang pada ujungnya akan berpengaruh pada kepuasan. Logikanya, barang yang kita konsumsi adalah barang yang sah dan halal, maka akan membawa terhadap kenikmatan dan kualitas ibadah.

Prinsip dasar dalam mengkonsumsi suatu barang menurut Islam adalah halal dan tidak berlebih-lebihan. Dari sini kita belajar bahwa syariat Islam tidak akan mempersulit melainkan memudahkan kita dalam segalahal, khususnya dalam mengkonsumsi atau membelanjakan harta. dan memberikan kita nikmat yang sangat besar baik di dunia maupun diakhirat nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun