JURNAL MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
Fact (Peristiwa) : hari ini saya belajar mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah lain melalui youtube serta LMS bagaimana sekolah dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara semuanya bermula dari diri saya sendiri untuk menciptakan budaya positif di lingkungan tempat kerja boleh dimulai dari cara kita mengiplementasi pendidikan budi pekerti kepada murid sesuai profil pelajar pancasila yang tujuan mendisipilkan murid pada aturan dan ketetapan yang berlaku di lingkungan sekolah. Pada tahap Eksplorasi konsep , saya bersama rekan CGP lainnya dari Kabupaten Raja Ampat, kami mulai belajar alur Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal yaitu dapat menjelaskan makna 'kontrol' dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol, dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dan yang paling pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif. Ada beberapa Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi yang harus guru pahami sebelum membuat kesepakatan kelas bersama murid yaitu guru dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas serta dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas.
Guru perlu menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka agar setiap permasalahan di sekolah dapat diselesaiakan dengan cara restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Kemudian guru dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka serta guru perlu menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis pada penerapan disiplin positif di lingkungan sekolah.
Feeling ( Perasaan) : saya merasa bahwa hari ini pembelajaran tentang berdispiln positif di lingkungan sekolah bukan hanya berlaku bagi murid tetapi juga bagi guru dalam setiap pengambilan keputusan, posisi kontrol saya selama ini sebagai penghukum terkadang sebagai pemantau
Findings ( Pembelajaran) : hari ini saya belajar tentang bagaimana saya harus memposisikan saya sebagai guru yang bijaksana sebagai seorang manager perlu membuat kesepakatan kelas bersama murid, guru ,dan orang tua sebagai pematau dari luar
Future ( Penerapan) : saya mulai melakukan praktek disiplin positif di lingkunga sekolah mulai dari membuat kesepakan kelas bersama murid, dan memprakarsai lkesepakatan kelas agar menjadi aturan kecil di dalam kelas serta melakukan sosialisasi kepada guru terkait posisi kontrol yang harus di jalaini seorang guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H