Mohon tunggu...
Heny Laelaturrohmah
Heny Laelaturrohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

It won't be easy, but always try to do the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perubahan Gaya Hidup bagi Mahasiswa Rantau

15 Juni 2024   00:32 Diperbarui: 15 Juni 2024   00:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang, yang diungkapkan melalui aktivitas, minat, dan pendapatnya. gaya hidup mewakili keseluruhan diri seseorang dalam menghadapi lingkungan. Perubahan gaya hidup mempunyai dampak  luas pada berbagai aspek seperti kebiasaan, preferensi, dan perilaku pembelian.perubahan gaya hidup  tercermin dalam sikap, emosi, motivasi, perilaku, kebiasaan konsumsi barang dan jasa, kekayaan, status, gengsi dan lain-lain.

Beberapa penelitian menemukan bahwa perubahan gaya hidup dipengaruhi oleh faktor internal seperti sikap, konsep diri, dan pengalaman, serta faktor eksternal seperti lingkungan sosial, dan budaya. Salah satu contohnya adalah perubahan gaya hidup mahasiswa, khususnya mahasiswa rantau, yang  lebih fokus memanfaatkan teknologi modern dan globalisasi untuk memperluas pengetahuan dan keterampilannya. Pengaruh budaya asing dan globalisasi juga mengubah gaya hidup mahasiswa rantau. 

Mahasiswa Rantau yang meninggalkan daerah asalnya untuk belajar di kota lain seperti Surabaya, Malang, Yogyakarta dan kota besar lainnya sangat  mengalami perubahan gaya hidup yang besar. Perubahan ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah gaya hidup masyarakat Barat yang terkenal dengan kebebasannya yang tiada duanya dan rasa ingin tahunya yang tinggi terhadap hal-hal baru.

Sayangnya banyak mahasiswa Rantau yang sangat tertarik dengan informasi terkini tentang trend terbaru, sehingga mudah tertipu dengan budaya asing, khususnya budaya Barat. Akibatnya, mahasiswa seringkali mudah menerima budaya Barat, dengan konsekuensi yang  sangat negatif. salah satu ciri budaya Barat yang dikaitkan dengan mahasiswa adalah hedonisme. Perubahan gaya hidup mahasiswa Rantau juga dipengaruhi oleh lingkungan barunya. 

Kondisi lingkungan kampus bertentangan dengan gaya hidup daerah asal  mahasiswa Hal ini didukung oleh pendapat bahwa pada kenyataannya, khususnya bagi penduduk perkotaan, nilai-nilai baru yang menjadi way of life dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, dengan penekanan pada nilai-nilai material. Perubahan gaya hidup mahasiswa Rantau dapat dipengaruhi oleh lingkungan baru yang mereka temui.

Lingkungan perkotaan yang lebih dinamis dan inklusif secara budaya  mempengaruhi pola pikir dan perilaku siswa, sehingga membuat mereka  cenderung mengikuti tren dan gaya hidup modern yang hedonistik. merantau juga merupakan proses adaptasi yang memerlukan perubahan gaya hidup.

Mahasiswa yang jauh dari orang tuanya harus beradaptasi dengan lingkungan sosial baru dan menghadapi berbagai tantangan agar dapat mengalami perubahan gaya hidup yang lebih konsumtif dan hedonisme.

Perubahan gaya hidup mahasiswa rantau mungkin juga  dipengaruhi oleh sulitnya beradaptasi dengan lingkungan sosial baru. mahasiswa yang kurang percaya diri dan tidak mampu menerima lingkungan baru dapat mengalami perubahan gaya hidup negatif seperti perilaku konsumtif dan bergaul dengan teman yang tidak baik dan membawa pengaruh buruk.

Namun ada pula  mahasiswa yang mendapatkan dampak lain misalnya, Mereka harus beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi perubahan. 

Mereka juga dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi perubahan dan meningkatkan kualitas hidup dengan cara beradaptasi dengan lingkungan baru serta  meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi perubahan dengan cara beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan yang berbeda.  dan yang terpenting adalah meningkatnya kualitas pendidikan. Mahasiswa yang merantau biasanya memiliki tujuan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan mengalami perubahan gaya hidup yang lebih positif, seperti meningkatkan kemampuan berpikir dan beradaptasi.

Dalam sintesisnya, perubahan gaya hidup siswa rantau yang jauh dari orang tua dapat dianggap sebagai suatu proses yang kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan baru, kebutuhan untuk beradaptasi, pengaruh budaya barat, kualitas pendidikan, dan kesulitan menyesuaikan diri. 

Jangan ragu untuk mencari dukungan dan menjalin pertemanan baru. agar terhindar dari dampak buruk dari perubahan gaya hidup  mahasiswa. Ingatlah selalu tujuan awal menjadi mahasiswa yang merantau, dan teruslah bersemangat untuk meraih mimpi karena, masa depan menanti untuk diraih dengan penuh keyakinan dan tekad!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun