Saat lautan memercikkan air laut ke suatu tempat, saat itu terjadi perpisahan antara percikan air laut dan lautan. Namun, tidak disangkal bahwa kualitas mineral yang terdapat dalam percikan air laut tidak berbeda dengan kandungan mineral dalam air laut. Yang beda hanya dalam hal jumlah. Sifat serta kandungan mineral kimiawi nya sama.
Ilustrasi diatas merupakan gambaran pada jiwa manusia yang juga merupakan bagian dari Sang Jiwa Agung. Kualitas dan sifatnya sama. Dan yang luar biasa adalah bahwa ke duanya tetap terhubung serta tak terpisahkan. Hanya mata manusia saja yang menganggapnya terpisah.
Pengetahuan dan anggapan manusia yang memisahkan secara fisik. Bukankah manusia selalu dan senantiasa mengukur semuanya secara fisik. Inilah yang disebut sebagai kesadaran badan. Semuanya diukur secara benda kasar. Cara pandang pada bagian kulit. Jika cara pandang ini yang dipakai, maka terjadilah konsep: Hubungan secara horizontal dan vertikal.
Hubungan dengan Tuan dianggap hubungan secara vertikal dan hubungan dengan sesama dinyatakan dengan hubungan secara horizontal. Mungkinkah hal ini???
Suatu cara pandang yang menjadikan umat manusia terpecah belah. Dengan menganggap orang lain berbeda dengan dirinya adalah cara pandang yang memisahkan. Cara pandang yang tidak selaras dengan sifat alam, menyatukan.
Kita lupa bahwa sesungguhnya tiada satu pun pulau terpisahkan. Tampaknya pada bagian atas terpisahkan, tetapi kita lupa bahwa jika pulau-pulau di lautan tersebut terpisahkan, semestinya pulau tersebut bisa menjauh dan mendekat. Dengan kalimat lain, sesungguhnya pulau tersebut disatukan antara satu dengan lainnya. Jika tidak percaya, temukan dasar pulau. Dan kita akan menemukan bahwa pulau satu dengan lainnya disatukan oleh daratan.
So, cara pandang yang memisahkan antara manusia satu dengan lainnya sesungguhnya pola pandang yang amat dangkal. Pola pandang secara kulit. Dan kebanyakan manusia hanya menggunakan cara pandang yang tampak secara fisik. Dengan kata lain, kebanyakan manusia malas menggali lebih dalam untuk melihat keterhubungan manusia satu dan lainnya. Bahan lebih jauh lagi, kita lupa bahwa manusia tidak bisa hidup di luar Tuhan.
Lagi kita lupa bahwa Tuhan adalah Yang Maha Hidup. Tiada satupun manusia bisa hidup di luar Tuhan.
Dengan menganggap bahwa manusia bisa menyembah Tuhan secara fisik, sesungguhnya kita sedan berasumsi bahwa manusia dan Tuhan terpisahkan. Anggapan ini merupakan anggapan yang amat sangat sombong.
Kita lupa bahwa ada ayat dalam suatu kitab suci yang menyatakan bahwa wajah Allah di barat, timur dan dimana-mana. Memaknai ayat ini, apakah kita bisa lagi menganggap bahwa hubungan antar manusia dan sesma makhluk di bumi sebagai hubungan horizontal dan hubungan dengan Tuhan dianggap hubungan vertikal????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H