Dengan konotasi seperti ini, kita tidak akan bisa memperbaiki diri sendiri. Karena kita selalu melihat ke luar diri, tidak pernah akan bisa melakukan introspeksi diri. Sama saja dengan kita tidak pernah bisa belajar dari sejarah. Tidak mengherankan bila terus saja ada masalah.
Persiapkan Diri
Karena kita tidak pernah belajar dari sejarah, maka kita harus bersiap mengalami hal serupa atau sejenis di masa akan datang. Hidup adalah pengulangan; hanya pelakunya yang berbeda. Hal ini terjadi karena kita tidak berupaya melihat atau berpaling kepada Dia yang ada dalam diri kita.
Makna berpaling ke dalam diri adalah bagaimana kita hidup selaras dengan alam. Tidak merusak serta tidak mengumbar keinginan untuk makanan berlebihan. Pola makan yang tidak membuat kerugian bagi makhluk hidup lain.Â
Bila kita mau berjujur terhadap diri sendiri, sesungguhnya pola makan yang hanya memperturutkan kenyamanan lidah adalah bentuk atau cara kita untuk merusak diri sendiri. Misalnya, kita senang makan gorengan, pemunuhan keinginan untuk gorengen setiap hari bisa menimbulkan penyakit.Â
Satu bentuk bahwa kita menyayangi tubuh adalah bila kita memiliki kemampuan untuk hidup dengan diet yang menunjang kesehatan bukan merusak kesehatan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H