Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengetahuan sebagai Landasan Pendidikan

5 Agustus 2021   08:02 Diperbarui: 5 Agustus 2021   08:04 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengetahuan 

Penyebab segala perbuatan atau tindakan berdasarkan pengetahuan yang kita dapatkan sebelumnya. Pengetahuan ini berdasarkan pendidikan yang kita peroleh. Pendidikan bukan hanya yang kita dapatkan dari sekolah resmi, tetapi yang terutama lingkungan. Dahulu kala sebelum ada internet, media radio, dan layar kaca, pengetahuan hanya dari lingkungan sekitar kita. Hal ada segi baik dab buruknya.

Segi baiknya: bila orang sekitar kita memiliki pengetahuan yang betul-betul dilandasi budaya, tak pelak lagi kita yang dibesarkan berlandaskan hal yang baik, akan tumbuh menjadi baik pula. Misalnya, keluarga keraton yang mendapatkan pengetahuan dari lingkungan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan sopan santun atau tata krama yang mengedepankan penghormatan bagi yang lebih tua, saat dewasa hal tersebut akan menjadi kebiasaan mulia. Kebiasaan baik diperoleh sebatas lingkungan yang dilihat dan dialaminya.

Segi buruknya adalah kurangnya informasi yang lebih luas. Seringkali dangkalnya pengetahuan yang didapatkan dari lingkungan sempit, membuat seseorang menjadi arogan atau sombong. Hal ini terjadi karena sempitnya cara berpikir atau cara pandang.

Kearifan Bhagavad Gita 

Bhagavad Gita (BG) yang berarti Kidung Ilahi. Suatu peninggalan atau warisan yang amat luhur penuntun yang menjadikan seseorang bisa menuju kemuliaan diri. Yang saya sebutkan berlandaskan pemahaman saya. BG ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pertama sekali oleh seorang muslim; Amir Hamzah. Walaupun seorang muslim yang taat, beliau memiliki cara pandang yang luas. Beliau memahami nilai-nilai luhur dari serat BG.

Dari Sloka Bhavad Gita: 18:18 by Anand Krishna:

"Adalah Tiga hal yang memicu terjadinya suatu karma atau perbuatan yaitu; Pengetahuan, Tujuan Mengetahui, dan Ia yang (ingin) tahu.

Pun demikian, adalah Tiga hal yang melandasi setiap karma atau perbuatan; Alat atau anggota Badan yang bertindak, tindakan itu sendiri, dan Yang Menyebabkan Terjadinya Tindakan atau Pelaku."

Dengan memahami Sloka di atas, kita bisa menyadari bahwa hal pertama pemicu perbuatan adalah Pengetahuan. Contoh sederhana: Seorang anak ditanya tentang cita-cita ketika menjadi dewasa. Dari lingkungan yang didapatkan, ia tahu bahwa pamannya seorang dokter kaya raya. Rumahnya besar, makanan sehari-hari enak, dan punya mobil. Pengetahuan yang dirasakan oleh panca indranya menjadi landasan tujuan atau cita-citanya setelah dewasa: Dokter yang bisa cari uang dengan mudah dan hidup mewah.

AStau contoh sederhana lainnya. Pengetahuan tentang perkawinan membuat seseorang terdorong untuk menikah ketika dewasa. Bila ditanya: 'Kamu mau menikah/kawin?' Dengan spontan akan dijawab: 'Mau...'. Namun ketika seseorang bertanya dengan bahasa yang tidak dikenalnya, ia akan bingung. Hal ini merupakan kewajaran, karena dalam kamus pengetahuannya tidak menyimpan arti kata tersebut sehingga ia bingung menjawab.

Informasi 

Dengan perkembangan jangkauan internet serta kemudahan mengakses segala informasi juga akan menambah pengetahuan. Brtambahnya pengetahuan juga akan mendorong tindakan yang semakin beragam. Di sinilah pentingnya peran pendidikan. Bila sejak kecil seorang anak hidup dalam lingkungan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sebagai dasar kehidupan, ia tidak akan mudah terpengaruh. 

Wiring jaringan syaraf seseorang terbentuk sejak kecil. Tumbuh kembangnya jaringan syaraf ini seiring dengan pengetahuan yang diperolehnya. Dengan sendirinya secara otomatis wiring syaraf yang terbentuk juga memberikan penguatan tentang kemuliaan bila seseorang tumbuh kembang di lingkungan yang mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun