Nrimo adalah istilah dari orang Jawa yang berarti menerima. Dulu saya Pikiran bahwa istilah ini bermakna bahwa kita menerima saja segala sesuatu yang dialami. Tetapi setelah saya memahami karena mengikuti yang disampaikan oleh Maharshi Anand Krishna, saya baru menyadari adanya kekeliruan dalam pemahaman kata 'primo' tersebut.
Kita tidak bisa menerima segala sesuatu perlakuan terhadap diri kita. Karena kita mesti menyadari bahwa keberadaan kita di dunia benda ini memiliki tujuan. Bagaimana bisa membiarkan tindakan terhadap tubuh kita yang mungkin bisa membahayakan eksistensinya di bumi ini.
Kendaraan
Tubuh kita ini bagaikan kendaraan bagi sang Jiwa untuk merasakan pengalaman di bumi ini. Ya, tubuh kita adalat kuil Ilahi. Tubuh ini digunakan sebagai kendaraan. Tanpa tubuh ini tidak mungkin menjadi penjaga atau pelayan alam. Olehe karena itu, kita harus memelihara tubuh dengan baik. Tubuh haruslah dijaga kesehatannya sehingga tidak merepotkan orang lain.
Setelah mengamati tentang kehidupan para suci dan utusanNya, saya baru sadar bahwa adalah suatu kekeliruan besar bila menjadi seorang pertapa mesti menjauhi dunia dan hidup dengan pakaian compang camping. Shri Krishna yang telah menguraikan tentang tujuan kehidupan dalam serat Bhagavat Gita seorang raja dengan pakaian yang gemerlap.
Jesus seorang utusanNya juga hidup berkecukupan dengan pakaian mewah. Sang Budha adalah putra raja degan istri yang cantik; konon pernah dinobatkan sebagai ratu kecantikan pada zamannya.
Ketiganya hidup berkecukupan, tetapi tidak terikat pada keduniawian; pada kenyamanan duniawi. Sangat beda dengan seseorang yang walaupun miskin, tetapi begitu terikat dengan kenyamanan duniawi. Para suci Sadar bahwa kesengsaraan atau penderitaan terjadi karena keterikatan terhadap kebendaan.
Determination
Nrimo berarti siap menerima tantangan kehidupan. Sadar bahwa dunia ini tidak ada sesuatu yang instan. Segala sesuatu harus dihadapi. Memang sulit menjadi 'nrimo'. Tidak menyerah terhadap segala tantangan yang dihadapi. Ini butuh suatu tekad kuat. Butuh keteguhan kuat. Inilah yang disebut determination. Keteguhan menghadapi segala tantangan demi menjaga kelestarian kehidupan yang memang amat sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup.
Keteguhan kuat untuk menghadapi segala tantangan menjadi syarat bagi pejalan spiritual. Bukanlah jalan mulus dan licin menjadi pejalan spiritual. Kita bisa melihat pengalaman para suci yang menyampaikan berita baik tentang kehidupan, tetapi malahan mengalami cercaan dan siksaan dari mereka yang berseberangan cara pandang. Ya, hidup ini bagaikan medan laga atau perang menghadapi hawa nafsu kita sendiri.