Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Praktisi Neo Zen Reiki Sebagai Alat...

5 Oktober 2014   19:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.forminbodyandsoul.co.uk

Berbicara tentang Reiki sangat menarik. Banyak hal yang saya sadari bahwa sesungguhnya serang praktisi Reiki hanya berperan sebagai alat. Mungkin ada yang heran, mengapa ada istilah Neo Zen Reiki dan Reiki yang dikenal secara umum. Neo Zen Reiki adalah sebutan bagi Reiki yang attunement nya dilakukan oleh Bapak Anand Krishna. Selengkapnya bisa dibaca Ini. Apa yang beda adalah cara atau perilaku praktisi saat melakaoni terapi. Seorang praktisi Neo Zen Reiki menganut cara atau way seorang Zen saat penyembuhan. Abaikan pikiran bahwa dirinya seorang penyembuh. Satu yang pantas dicamkan saat melakukan terapi adalah bahwa dirinya sebagai alat penyalur dari energi Alam atau Rei. Sedangkan cara penyembuhan atau terapi praktisi Reiki lain sangat beda. Mereka anggap bahwa dirinya sedang menggunakan Energi Ilahi/alam atau Reiki. Menggunakan bermakna seakan ia bisa mengendalikan energi alam. Saat menurutnya menggunakan berarti ia sesungguhnya sedang menggunakan tenaganya sendiri bukan energi alam. Inilah tenaga dalam bukan energi alam. Kita tidak bisa menggunakan, tetapi kita bisa membuka diri sebagai alat untuk penyaluran. Lantas siapa yang menyembuhkan? Bukan si praktisi. Jika kita menganggap bahwa kita bisa menyembuhkan sesungguhnya kita masih mengunakan EGO untuk menyembuhkan. Inilah prinsip tenaga dalam. Ego atau pikiran jadi penghambat atau blokade penyaluran keberhasilan energi alam untuk melaukan penyembuhan. Reiki atau energi alam memiliki kecerdasan dalam melakukan penyembuhan yang sama sekali tidak diketahui oleh si terapis. Inilah sebabnya seorang klien harus menutup mata dan hanya fokus pada nafas saat diterapi oleh praktisi Neo Zen Reiki. Apa tandanya atau buktinya? Jika seorang praktisi Neo Zen Reiki melakukan prakatek terapi, ia merasakan sensasi kebahagiaan dan tubuhnya terasa lebih segar. Karena ia meyakini bahwa ketika ia mulai melakukan praktek Neo Zen Reiki, ia tidak menyambuhkan. Ia hanya membuka diri agar aliran energi alam melalui dirinya lewat dengan lancar atau bagus. Syarat utamanya adalah pikiran atau anggapan bahwa dirinya penyembuh mesti dinafikan. Ia tidak lagi memikirkan akibat sentuhan tangannya. Ia hanya menikmati aliran energi alam. Tentu saja sebagai saluran energi dirinya akan merasakan manfaatnya. Ia semakin segar. Bagaikan saluran air atau got yang dialiri air bersih. Dengan sendirinya si got menjadi bersih. Ia semakin segar bahkan jika pada saat melakukan terapi dirinya kurang sehat, ia akan sembuh dari sakitnya. Hal lain yang harus diingat bagi seorang praktisi Neo Zen Reiki adalah bahwa ia bukan penyembuh. Ia sebagai alat pembangkit energi penyembuhan dalam diri si klien. Mengapa??? Karena sesungguhnya energi penyembuhan ada dalam diri setiap orang. Saat energi alam mulai mengalir dan memasuki tubuh seorang klien, sepertinya energi alam ini sedang men-triger energi alam penyembuh dalam diri si klien. Selama ini energi alam yang ada dalam diri si klien dalam keadaan 'mati suri' karena dilupakan atau terlupakan oleh klien. Dengan demikian sesungguhnya proses penyembuhan akan berlangsung walaupun praktisi Neo Zen Reiki sudah melepaskan sentuhan dari si klien. Dengan dasar atau landasan pola pikir ini akan menjadikan praktisi Neo Zen Reiki menyadari bahwa praktek healing ini sebagai ibadah atau bhakti dari dirinya terhadap sesama. Ia berbuat kebajikan bukan untuk orang lain tetapi bagi dirinya sendiri...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun