Selama ini kita anggap arti 'hospital' adalah rumah sakit. Benarkah demikian? Kita lupa bahwa 'hospital' berasal dari kata 'hospitality'. 'Hospitality' berarti keramahan. Jika dikaitkan dengan makna dari 'hospital' betul juga. Mereka yang pergi ke hospital seharusnya mendapatkan keramahan atau pelayanan dari para pegawai tempat tersebut.
Selama ini kita telah salah memahami makna 'rumah sakit'. Bukankah seharusnya disebutkan sebagai rumah sehat? Dengan kata lain seharusnya mereka yang dalam keadaan sakit, datang untuk berobat adalah untuk sembuh. Dengan kata lain, mereka yang datang ke tempat tersebut merasa berada di tempat yang pantas untuk menjadi sembuh.
Seseorang yang datang untuk sembuh dari sakitnya semestinya mendapatkan pelayanan dengan penuh hospitality. Seseorang yang dalam keadaan kurang sehat dapat dengan cepat sembuh jika mendapatkan perhatian atau hospitality. Mereka yang datang sesungguhnya adalah orang yang sedan dalam keadaan defisit energi. Mereka butuh limpahan energi dari para perawat. Oleh karenanya, para perawat yang ada di tempat rumah penyembuhan seharusnya memiliki persyaratan energinya dalam kondisi prima.
Apa yang disebut dalam kondisi prima??? Mereka yang dalam kondisi prima adalah orang yang ceria. Namun, benarkah hal seperti ini yang kita jumpai di rumah penyembuhan? Sama sekali tidak. Mengapa?
Karena kita semua tidak sadar akan fungsi rumah penyembuhan. Kita semua merasa bahwa obat lah yang bisa menyembuhkan diri kita. Kita lupa bahwa jika hanya obat seseorang tidak bakal sembuh dari penyakit. Selama ini kita telah berada dalam kondisi kesalahan massal yang diciptakan oleh kita sendiri. Dengan kata lain, kita telah menghipnosis diri kita sendiri dengan ciptaan istilah. Kita semua dalam kesadaran ilusi.
Inilah kepalsuan ciptaan kita sendiri.
Kita yang menciptakan ilusi bahwa seakan harta benda dunia adalah tujuan keberadaan kita di bumi. Kita lupa akan potensi diri kita. Potensi keilahian.
Memburu sesuatu yang palsu. Dan pemburunya juga palsu. Kita menciptakan ilusi sendiri dan kita nikmati sendiri. Kita semua menciptakan ilusi massal. Bahkan istilah Rumah Sakit pun kita sepakati. Dan lucunya, kita masih saja menikmati dunia mimpi dengan cengengas cengenges. Sedikitpun tidak merasa bersalah. Kita anggap semuanya baik-baik saja. Kita lupa pesan para suci, para avatar, para nabi yang selalu turun mengingatkan agar kita menemukan potensi diri sejati kita. Menyadari keilahian dari jati diri kita.
Kita adalah jiwa.
Kita bukan badan.
Kita bukan perasaan.