Mohon tunggu...
Hensu Hendrasuparyanto
Hensu Hendrasuparyanto Mohon Tunggu... -

Hidup adalah sarana pembelajaran. Hidup juga adalah bukti adanya tumbuh-kembang. DIA adalah Sang Maha Guru atas pembelajaran ini. Sebaik-baik guru, pastinya tak akan rela para muridnya gagal. Sebaik-baik murid, tentulah taat dan bersungguh-sungguh atas pembelajaran dari Sang Guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BULOK, The New Life Style Trend

1 Mei 2010   07:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:29 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BULOK adalah singkatan dari dua kata yakni Bujangan dan Lokal. Maksudnya, Bulok adalah status bujangan seseorang di suatu lokasi atau kota sementara pasangannya atau keluarganya berada di lokasi atau kota lain. Jadi Sang Bulok adalah bukanlah sosok bujangan yang sesungguhnya dalam artian lajang, karena dia telah berkeluarga hanya saja secara dominan waktu mereka hidup terpisahkan kota.

Meski belum pernah saya melakukan survey secara khusus, namun di beberapa kota yang pernah saya singgahi, nuansa gaya hidup para BULOKER sangatlah terasa. Nampaknya tidak hanya satu atau dua orang saja yang memutuskan hidup sebagai BULOKER ini. Ternyata sangat banyak. Umumnya adalah para kaum pekerja, dengan segala variasi pekerjaan. Gaya hidup sebagai BULOKER tidak hanya dimiliki oleh satu komunitas pekerja sektor tertentu atau kaum pekerja dengan tingkat penghasilan tertentu. Sangat beragam.

Dahulu, seolah tidak terfikirkan oleh saya bahwa kehidupan berkeluarga harus berpisah karena sesuatu sebab. Kala itu, kalaupun berpisah adalah karena bersifat insidentil, mungkin karena sesuatu tugas. Dulu, seorang ayah yang meninggalkan keluarganya karena urusan dagang atau dinas paling-paling hanya beberapa hari saja dan bukan sebuah keteraturan jadual yang akan berulang-ulang. Sangat insidentil.

Lain dulu lain sekarang ....

Saat ini, di mana tuntutan dinamika bisnis dan dunia kerja bergerak makin cepat. Kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan para pengelola industri dan government harus diambil secara lebih tepat dan lebih cepat. Ada slogan yang sangat familiar di kita, " Siapa Yang Cepat akan Mengalahkan Yang Lambat". Nah, dari background yang seperti inilah, ... singkat cerita ... akhirnya memunculkan pilihan gaya hidup terbaik ... (hehe) ... sebagai BULOK.

Kenapa saya berani menyimpulkan bahwa BULOK adalah keputusan terbaik? (meskipun bilangnya pake hehe....)

Banyak hal yang harus mengikut ketika seseorang pindah lokasi kerja dari kota satu ke kota lainnya. Biaya-biaya akan muncul secara otomatis, yaitu biaya pindah atau akomodasi proses kepindahan, biaya atau sewa rumah tinggal dan biaya pindah sekolah bagi anak-anaknya. Kesemua komponen biaya tersebut, tentu tidaklah kecil. Belum lagi, adanya kemungkinan resiko kerusakan terhadap perabot-perabot rumah tanggan yang dipindahkan tentunya juga akan memunculkan ekstensi biaya-biaya lain.

Dari sisi psikologis, bahwa masuk ke dalam lingkungan tempat tinggal baru bagi keluarga tentu juga membutuhkan efforts penyesuaian yang terkadang sulit. Masuk lingkungan sekolah yang baru juga akan bertemukan dangan tantangan-tantangan yang sama. Di sisi lain, jika lingkungan lama telah dirasakan sangat cocok dan nyaman, maka akan menjadi pertimbangan penting pula. Alih-alih berkorban dengan segala hal yang belum pasti di lingkungan baru, kenapa tidak dicoba dengan alternatif BULOK. Itulah kira-kira sedikit gambaran bahwa di balik layar pilihan bergaya BULOK ternyata banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Akhirnya ....

Bahwa BULOK sangat boleh jadi adalah pilihan terbaik yang harus diambil oleh suatu keluarga. Namun ada hal-hal yang bersifat ideal yang harus tetap menjadi referensi dan pengingat para BULOKER sehingga penyimpangan atas nilai-nilai ideal dapat diminimalisir.

Bahwa sebuah keluarga, idealnya adalah berkumpul menyatu baik secara fisik ataupun visi diantara seluruh anggota keluarga. Dengan kondisi ini maka segala proses operasional kehidupan berkeluarga tersebut akan secara maksimal dan optimal dapat dilalui dengan baik. Masing-masing komponen akan secara maksimal dan optimal menampilkan segala potensi terbaiknya sehingga visi ideal keluarga akan lebih mudah untuk dicapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun