Mohon tunggu...
Hensu Hendrasuparyanto
Hensu Hendrasuparyanto Mohon Tunggu... -

Hidup adalah sarana pembelajaran. Hidup juga adalah bukti adanya tumbuh-kembang. DIA adalah Sang Maha Guru atas pembelajaran ini. Sebaik-baik guru, pastinya tak akan rela para muridnya gagal. Sebaik-baik murid, tentulah taat dan bersungguh-sungguh atas pembelajaran dari Sang Guru.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencari Sehat, Bukan untuk Menunda Mati

17 Februari 2011   05:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak salah kaprah orang beranggapan, terkait dengan ajakan dan anjuran pola hidup sehat. Hal yang menonjol dan malahan dijadikan argumentasi ‘penolakan' mereka atas ajakan mulia ini, ialah adanya kasus-kasus kematian orang-orang yang selama ini berperilaku hidup sehat, atau minimal lumayan sehat. Kematian publik figure terakhir yang cukup heboh, Adjie Massaid, adalah satu di antara sekian banyak contohnya.

Kasus-kasus lain yang juga tidak jarang dipakai adalah banyaknya para penikmat gaya-gaya hidup tidak sehat, namun mereka malahan bisa hidup (lebih) lama. Banyak para perokok berat, peminum kopi berat atau para penikmat hidangan makan tanpa batasan, toh buktinya mereka bisa hidup melebihi rata-rata usia hidup orang-orang kebanyakan.

Memilih pola hidup sehat, memang bukan untuk tujuan lain selain untuk kesehatan itu sendiri. Sehat memang bukan untuk menunda takdir akan datangnya ajal. Keyakinan agama kita, bahwa umur-jodoh-&rezeki adalah sudah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa. Ini artinya, khusus untuk masalah kematian tidaklah ditentukan oleh kondisi sehat ataupun sakit. Dengan kata lain, sehat ataupun sakit bukanlah sebab seseorang meninggal.

Kalaupun, ada orang meninggal yang tanpa didahului oleh sakit, seharusnya kita menganggap sebagai hal yang biasa. Atau sebaliknya, jika ada yang meninggal dengan didahului sakit berkepanjangan, itupun hal yang biasa. Sang Maha Kuasa, adalah Maha Pintar dengan segala kreatifitasnya dalam membuat proses yang terbaik untuk datangnya sebuah kematian bagi setiap hambaNYA. Yang pasti, sehat atau mati bukanlah sebab. Kalau sebagai bagian dari cerita pembuka, adalah benar adanya.

Sehat adalah pilihan. Sesiapa yang memilih sehat maka akan beroleh konsekuensi-konsekuensi tertentu. Demikian juga, bagi sesiapa yang lebih condong memilih gaya hidup yang tidak sehat, maka baginya akan dating pula konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Gaya hidup sehat akan melahirkan kondisi tubuh yang sehat, minimal sehatnya optimal. Oh iya, Sang Maha Kuasa mengaruniakan derajat kesempurnaan tubuh kepada para hamba-hambaNYA dengan nominal yang berbeda-beda. Tapi seperti apapun kondisi kesempurnaan tersebut, sangat positip jika selalu kita meresponsnya dengan positip pula.

Dalam kondisi kesehatan yang optimal, maka kenikmatan atas segala aktifitas kita pun menjadi optimal. Dalam beribadah insyaalloh akan lebih khusyu. Dalam beramal, insyaalloh akan lebih nikmat dan fresh. Pendek kata, dengan fisik yang sehat akan memungkinkan segala proses dan outpun setiap aktifitas kita lebih sempurna. Terlebih jika dilengkapi dengan ruhani yang sehat pula.

Jadi jelas di sini, bahwa berusaha menjadi sehat bukanlah untuk menghindari datangnya kematian. Kematian akan datang tepat pada waktunya sesuai catatan Sang Maha Menentukan Umur. Berusaha menjadi sehat adalah tindakan amanah atas titipan tubuhNYA tersebut. Berupaya menjadi sehat adalah amal ibadah yang insyaalloh sangat utama.

Selamat menegakkan JIHADUN NAFSI, selamat berusaha menjadi sehat. ###

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun