Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mempertanyakan Komunikasi ala Menpora

12 Mei 2015   07:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:08 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

Sejak pembentukan Tim Sembilan awal Januari 2015 lalu, Menpora terkesan sudah menjaga jarak dengan PSSI. Komunikasi antara PSSI dan Kemenpora seolah tidak berjalan dengan baik. Hingga saat ini hanya terjadi perang mulut di media online maupun media cetak antara para Petinggi PSSI dan Kemenpora. Tidak ada komunikasi yang baik diantara PSSI dan Kemenpora. Empat Program Tim Sembilan yang sangat menjanjikan perbaikan sepakbola nasional yaitu (1) Standarisasi kompetensi dan pengelolaan organisasi persepakbolaan dan kompetisi sepak bola nasional. (2) Kualitas pengembangan sepakbola nasional, termasuk pembinaan usia dini (3) Grand design rencana pengembangan persepakbolaan nasional. (4) Tugas lainnya yang menjadi kewenangan pemerintah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan. Sebaik apapun program ini jika tidak dikomunuikasikan dengan PSSI maka akan mubazir.  Saat itu ada moment Kongres tahunan PSSI yang akan dibuka oleh Menpora namun justru saat itu Menpora tidak menghadiri Undangan PSSI saat Kongres Tahunan 4 Januari 2015 di Hotel Borobudur waktu itu. Beliau hanya menugaskan salah satu Deputinya  menghadiri acara Kongres tersebut. Padahal saat itu adalah moment yang tepat untuk mengkomunikasikan program-program Tim Sembilannya Menpora kepada PSSI. Melihat perkembangan selama ini antara Kemenpora dan PSSI yang miskin komunikasi untuk duduk bersama akan menjadi hal yang sangat sulit bagi kemajuan sepakbola nasional. Selama ini Menpora sendiri selalu terkesan menjaga jarak dengan PSSI sehingga hasil yang sudah dicapai Tim Sembilanpun yang saat ini sudah berakhir tugas pengabdiannya, entah mau dikemanakan action plan nya. Komunikasi yang tidak berjalan lancar inipun berlanjut saat BOPI/Kemenpora memberikan verifikasi terhadap klub-klub Liga Indonesia yang mau berkompetisi. Hasilnya ternyata ada dua klub yang belum memenuhi syarat BOPI untuk mengikuti kompetisi. Berawal dari kasus dua klub tersebut akhirnya Menpora membekukan PSSI sehari sebelum Kongres Luar Biasa dilangsungkan pada 18 April 2015. Pembekuan ini kemudian melahirkan Tim Transisi yang rencananya akan mengambil alih peran PSSI sekaligus menjalankan roda kompetisi yang masih tertunda. Namun baru saja dibentuk Tim Transisi dua hari kemudian sudah ada 3 orang yang mengundurkan diri yaitu Velix Wanggai, Darmin Nasution dan Farid Husein. Mungkin nanti akan menyusul Ridwan Kamil. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan bagaimana caranya Menpora berkomunikasi dengan anggota Tim Transisi ini sebelumnya. Apakah beliau-beliau ini sudah dikonfirmasi kesediaannya dalam Tim?. Atau hanya asal tunjuk saja?. Kalau sebelumnya sudah dikomunikasikan dan bersedia menjadi anggota Tim Transisi tentu saja tidak akan ada yang mundur. Roadmap dan Blue Print yang sudah dibuat Kemenpora tentang sepakbola Indonesia sebagus apapun akan sia-sia jika komunikasi dari awal pembentukan Tim Transisi ini sudah seperti ini. Sementara itu surat FIFA kepada PSSI yang memberikan batas akhir dipenghujung bulan Mei 2015 ini untuk upaya PSSI berkomunikasi dan berkonsultasi dengan Kemenpora bisa menyelesaikan konflik ini dengan baik agar sepakbola Indonesia tidak mendapatkan sanksi FIFA. Hanya saja pertanyaannya bagaimana mereka mau menyelesaikan konflik ini jika PSSI dan Kemenpora begitu sulitnya saling berkomunikasi?. Kita hanya bisa menunggu hari. Semoga sepakbola Indonesia kembali bangkit. Bandung 12 Mei 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun