Ketika Kereta itu tiba tepat tengah malam, saat stasiun mulai mengantuk, maka rindu itu mereda. Bagaikan kekang tali kuda yang mengendur, tanda perhentian terakhir berada.Â
Para penumpang bergegas menuju peraduan mereka. Sementara aku menatap jalan dengan langkah yang ragu. Menatap masa depan yang tidak jelas, tetapi absur untuk kembali ke masa lalu.Â
Aku hanya mampu mengumpulkan kenangan lama yang sudah usang, tercecer berserakan menjadi puing-puing dalam benak, menyatu dalam ruang pilu.Â
Ketika Kereta itu tiba tepat tengah malam, rindu itu jadi candu yang ambigu, mendera kalbu. Kini saat aku pulang, tiada lagi Ayah Ibu tempat berlabuhnya rindu yang menggebu. Untuk Ayah Ibu, doa-doaku terpanjat selalu, naik ke LangitMU. Alfatihah. Â
@hensa17.Â
*****Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI