Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Secerah Cahaya Sejati dalam Hati

28 Desember 2024   16:56 Diperbarui: 28 Desember 2024   16:56 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cahaya Mentari menerobos lebatnya hutan rimba (Sumber Foto Meta AI).  

Dalam kehidupan ini, satu-satunya cahaya paling sejati adalah Allah SWT. Dialah Dzat Yang Maha Kuasa yang memiliki cahaya yang menerangi seluruh alam ini juga menerangi jiwa-jiwa dari hamba-hamba yang ada dalam GenggamanNya. 

Bagi kita yang sejak kecil sudah mendapatkan cahaya iman melalui kedua orang tua, maka sudah seharusnya patut mensyukuri keimanan yang saat ini kita yakini. Itulah secerah cahaya sejati dalam relung hati yang kita miliki. 

Tidak mudah bagi seorang hamba bisa mendapatkan hidayah Allah, kecuali harus melewati fase-fase yang penuh ujian. Hal itu dialami oleh generasi pertama hamba-hamba Allah yang meyakini ajaran Allah yang dibawa Rasulullah yaitu ajaran Tauhid yang meyakini bahwa sesungguhnya Allah itu adalah Ahad atau Maha Esa. 

Generasi pertama umat Islam yang ada di tengah-tengah kaum jahiliyah di Mekkah saat itu, selalu menerima permusuhan dari mereka. Selain menentang ajaran Rasulullah SAW, mereka juga menangkap  dan menyiksa para pengikut Islam agar kembali memeluka gama leluhur yang selama ini mereka anut. 

Salah seorang yang sangat fenomenal dalam memperjuangkan aqidah menghadapi kaum jahiliyah di Mekkah adalah Bilal bin Rabbah. Dia harus siap dihukum dan disiksa oleh majikannya lantaran keyakinan yang ia miliki. 

Bilal mengalami siksaan, tidak hanya dicambuk majikannya. Umayyah, Sang Majikan dan para Algojonya meletakkan batu besar yang panas di punggung Bilal sambil memaksa untuk melepaskan keyakinan barunya. 

Namun apa yang dilakukan Bilal, sosok muadzin itu, ternyata Bilal hanya mengucapkan satu kata yaitu Ahad, Ahad berulang-ulang. Dia mengaanggap bahwa siksaan itu masih teramat ringan tidak ada artinya, dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan Rasulullah SAW. 

Ditengah-tengah kokohnya perjuangan Bilal di jalan-Nya, maka saat itu akhirnya pertolongan Allah pun tiba. Ada sosok Abu Bakar Ash Siddiq menebus Bilal dari Umayyah, walaupun harus dengan bayaran yang mahal yaitu sembilan uqiyah emas. 

Demikian sebagai gambaran bagaimana generasi pertama umat Islam yang berjuang mempertahankan aqidah mereka hanya untuk kecintaan mereka kepada Allah dan Rasulullah SAW. 

Semua perjuangan mereka tersebut berkat cahaya Allah yang menyinari setiap relung hati mereka. Semua itu tidak sia-sia karena Allah memberi balasan seorang hamba sesuai dengan apa yang ia perbuat. 

Diriwayatkan tentang Bilal ini yaitu ketika Rasulullah SAW melakukan Isro' Mi'roj, beliau melihat terompah Bilal telah berada di Surga Allah, menunjukkan kepada kita bahwa Bilal adalah salah satu diantara hamba terpilih untuk bermukim di SurgaNya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun