Duel Timnas Indonesia menghadapi Jepang pada matchday 5 Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, harus dihadapi dengan sikap realistis di tengah rasa optimis yang membumbung tinggi dengan harapan.Â
Laga tersebut sangat penting bagi kedua tim, berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada hari Jumat (15/11/24) mulai pukul 19.00 WIB.Â
Memiliki rasa optimis memang boleh-boleh saja bagi skuad Garuda dan seluruh suporter di Tanah Air ini. Namun juga harus dilandasi dengan upaya dan taktik cerdas yang harus mereka jalankan untuk menghadapi laga penting ini.Â
Membawa Rasa OptimisÂ
Menjelang laga tersebut Fans Timnas Garuda menaruh rasa optimis bisa mendapatkan poin dari Jepang artinya skuad asuhan Shin Tae yong, paling tidak mereka berhasil menahan imbang Samurai Biru untuk meraih satu poin.Â
Bahkan di media sosial para netizen berharap tinggi bahwa Timnas Indonesia kali ini berhasil menang atas Jepang untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun menderita kekalahan.Â
Alasan yang membawa rasa optimis itu adalah skuad Garuda saat ini berbeda dengan ketika mereka bertemu Jepang pada ajang Piala Asia Qatar tahun 2024 yang lalu di bulan Januari.Â
Hadirnya pemain-pemain baru seperti Jay Idzes, Mees Higlers, Kevin Diks, Calvin Verdonk,Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Nathan Tjoe A On, Eliano Reijnders dan Maarten Paes, membuat kita memiliki rasa optimis.Â
Mereka adalah pemain-pemain yang tidak bermain di Piala Asia Qatar pada saat Jepang menang 3-1 atas Indonesia. Kubu Jepangpun sangat memperhitungkan kehadiran pemain-pemain baru skuad Garuda.Â
Pelatih Jepang Hajime Moriyasu merasa perlu untuk memperingatkan anak asuhnya dengan kekuatan Timnas Indonesia yang sedang menanjak grafik penampilannya.Â
Apalagi skuad Timnas Indonesia tampil di Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta yang dihadiri ribuan suporter fanatik Garuda yang mendukung penuh tim kesayangan mereka berlaga.Â
Menyimak kekuatan materi pemain, tim langganan Piala Dunia Jepang tentu lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan. Kendati demikian, Pelatih Hajime selalu mengingatkan anak asuhnya agar tetap mewaspadai kekuatan Indonesia.
Pengakuan Hajime tersebut seperti dilansir oleh laman Konfederasi Sepak Bola Asia, The AFC.com (12/11/24): "Indonesia adalah salah satu negara yang benar-benar membuat kemajuan besar dan semakin kuat dibanding sebelumnya," kata Moriyasu di laman resmi AFC tersebut di atas.Â
Dalam laga itu duel pemain kunci dari Timnas Indonesia dan Samurai Biru Jepang tidak bisa dihindari. Mereka akan saling bersaing pada posisinya masing-masing untuk meraih penampilan terbaik.Â
Marselino Ferdinan bersaing dengan Kaoru Mitoma, Rafael Struick dengan Ayase Ueda, Thom Haye dengan Hidemasa Morita, Jay Idzes dengan Kou Itakura, Ragnar oratmangoen dengan Takefusa Kubo, hingga Maarten Paes dengan Zion Suzuki.Â
Sikap Realistis dan Taktik Cerdas Menghadapi Jepang
Performa skuad Samurai Biru sampai dengan matchday 4 masih belum terkalahkan. Mereka menang 3 kali yaitu atas China, Arab Saudi dan Bahrain serta sekali imbang dengan Australia.Â
Mengoleksi 10 poin berada di puncak klasemen grup C mengungguli Australia pada posisi kedua dengan 5 poin, Arab Saudi dengan 5 poin, Bahrain dengan 5 poin dan Indonesia serta China masing-masing dengan 3 poin.Â
Dengan posisi tersebut semakin terlihat bahwa Jepang sangat perkasa dalam 4 laga yang sudah mereka jalani. Gambaran tim dengan level tinggi dari klasemen 4 laga pertama itu juga semakin terlihat.Â
Timnas Indonesia yang memiliki ranking FIFA paling rendah di Grup C ini harus realistis bersaing dengan Jepang dalam duel mereka di matchday kelima ini.Â
Pelatih Shin Tae yong juga berkali-kali mengakui bahwa skuad Samurai Biru adalah tim yang kuat yang tidak mudah ditaklukan. Namun demikian coach asal Korea Selatan ini tetap mengedepankan cara berpikir positif kepada anak asuhnya di skuad Garuda.Â
Menghadapi Jepang yang agresif, maka paling realistis bagi skuad Timnas Indonesia adalah bermain dengan menerapkan pola bertahan yang fleksibel melalui formasi 5-4-1.Â
Di depan penjaga gawang Maarten Paes ada lima bek yang terdiri trio bek tengah dan dua full back yang bekerja mengawal gawang Garuda dengan kokoh.Â
Pilihan trio bek tengah adalah Rizki Ridho, Jay Idzes dan Justin Hubner. Alasan pemilihan mereka adalah trio ini telah berhasil meredam kekuatan Australia ketika bermain imbang di Jakarta.Â
Mereka cukup solid dan kompak dengan komunikasi satu dan lainnya sangat baik. Itulah alasan logis untuk memilih Hubner katimbang Kevin Diks dalam mendampingi Jay Idezes dan Rizki Ridho.Â
Kevin Diks sendiri yang seratus persen dijamin Shin Tae yong melakukan debutnya bersama Timnas Indonesia, lebih tepat sebagai full back kanan.Â
Sosok pemain FC Copenhagen ini memang bisa bermain sama baiknya di tiga posisi yaitu bek tengah, full back dan gelandang bertahan bahkan sering juga bermain sebagai wing back.Â
Sementara itu pilihan untuk bek kiri adalah Calvin Verdonk yang bisa menahan lajunya para winger Jepang dan penyerang untuk tidak bisa melewati daerahnya.Â
Pemain pelapis untuk posisi full back adalah Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Pratama Arhan. Sedangkan pemain pelapis untuk bek tengah adalah Jordi Amat dan Muhammad Ferrari.Â
Absennya Ivar Jenner karena akumulasi kartu kuning, maka pilihan untuk menggantikan posisinya jatuh kepada Nathan Tjoe A On. Di posisi gelandang itu, Nathan akan didampingi oleh Thom Haye.Â
Sementara itu dua winger yang melengkapi 4 formasi lini kedua adalah Marselino Ferdinan dan Ragnar Oratmangoen. Mereka berdua bisa bermain situasional yang sewaktu-waktu melakukan serangan balik.Â
Pada posisi winger masih ada Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Yakob Sayuri, Yance Sayuri dan Eliano Reijnders, sementara untuk gelandang bertahan sebagai pelapis adalah Ricky Kambuaya.
Rafael Struick bertugas sebagai striker tunggal di lini depan sendirian. Ada baiknya Struick bisa melakukan overlap dengan dua winger lainnya, Marselino dan Ragnar.Â
Pada kenyataannya posisi striker untuk skuad Garuda saat ini belum ada. Rafael Strucik sebenarnya hanya memerankan posisi sebagai False Nine yang bisa bertukar posisi dengan winger lainnya.Â
Shin Tae yong menerapkan taktik bertahan dengan pola serangan balik ini adalah yang paling efektif dalam meredam skuad agresif Jepang. Bermain terbuka menghadapi Jepang bukan pilihan bagi skuad Garuda malah hal itu sama dengan bunuh diri.Â
Dengan bermain menggunakan pola bertahan secara fleksibel diharapkan skuad Timnas Indonesia berhasil minimal meraih satu poin dari hasil imbang sambil mencuri kesempatan mencetak gol kemenangan. Jangan coba-coba berpikir kalah dalam laga ini.Â
Bravo Merah Putih @hensa17.Â
*****Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H