Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka

17 Agustus 2024   09:27 Diperbarui: 17 Agustus 2024   09:28 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay 

Merdeka adalah bebas dari belenggu penjajah aqidah. Merdeka adalah bebas dari penjara pikiran para bedebah. 

Merdeka adalah hati lapang yang luas tiada batas, hanya tertuju fokus pada satu arah. Kepada Yang Maha Pemurah. 

Merdeka adalah jiwa dan raga yang memiliki jati diri yang utuh tidak tersentuh anasir-anasir yang fana. 

Mandiri dalam keseimbangan di antara Bumi dan Langit, di antara Masyrik dan Maghrib, serta di antara keduanya. 

Merdeka adalah menjadi diri sendiri. Tegak lurus bertanggung jawab hanya kepada Yang Maha Tinggi. 

Merdeka adalah anugerah dari Allah, Sang Khaliq untuk para hamba PilihanNya. 

Tiada Tuhan selainNya sebaik-baik tempat untuk kembali dengan hati yang merdeka.  

Berseru kebebasan hati dengan merdeka tanpa belenggu tanpa kendala. 

Merdeka. 

***** 

Sindang Palay 17 Agustus 2024. 

Salam Merdeka @hensa17. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun