Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sinyal PDIP Kembali Jadi Oposisi, Baik bagi Iklim Demokrasi Kita

16 Februari 2024   05:04 Diperbarui: 16 Februari 2024   05:26 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto (Foto Kompas.com/Nicholas Ryan). 

Dalam menjalankan pemerintahannya, Presiden dibantu oleh para Menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Oleh karena itu para Menteri bertanggung jawab kepada Presiden. 

Dalam sistem Pemerintahan tersebut tidak dikenal oposisi. Sebagai penyeimbang ada Dewan Perwakilan Rakyat yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu. 

Menyimak hasil dari perhitungan cepat hasil Pilpres dan Pemilihan anggota DPR terlihat Capres Prabowo Subiato unggul dari para Capres lainnya, Anies dan Ganjar. 

Sementara dalan hitung cepat pemilihan DPR yang dirilis Litbang Kompas, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memimpin perolehan suara. 

PDIP dengan 16,21 persen unggul dari Partai Golkar dengan 14,61 persen, Gerindra (13,54 persen), PKB (10,78 persen), Nasdem (9,88 persen), PKS (8,43 persen), Demokrat (7,60 persen), PAN (7,10). 

Dari parpol-parpol tersebut terlihat persentase suara parpol yang bukan pendukung Prabowo memiliki persentase suara cukup signifikan yaitu PDIP, PKB, Nasdem dan PKS. 

Jumlah suara di parlemen tersebut menjadi modal yang kuat sebagai penyeimbang dalam proses pengawasan kinerja Pemerintahan terpilih nanti. 

Perjuangan fraksi-fraksi di parlemen bagi Parpol yang bukan pendukung Presiden terpilih menjadi komposisi yang ideal dalam sistem Presidensial. 

Fungsi pengawasan legislatif terhadap eksikutif akan berjalan dengan baik. Check and Ballances bisa berjalan dengan sempurna karena adanya pengawasan DPR terhadap kinerja Presiden. 

Kekuasaan yang terpusat tanpa adanya penyeimbang dari parlemen akan menimbulkan kondisi yang tidak sehat dalam sistem demokrasi. 

Tuntutan reformasi 1998 adalah adanya pengawasan ketat agar tidak terjadi arogansi kekuasaan terpusatseperti yang terjadi pada masa orde baru dan orde lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun