Keutamaan lainnya adalah selalu pandai memilih dan memilah mana perkara-perkara yang penting yang bisa dijadikan bekal untuk menghadap kepadaNya.Â
Tidak pernah bosan untuk melakukan tobat setiap hari dengan memohon pengampunan kepada Yang Maha Pengampun. Dengan banyak mengingat mati maka semakin hati-hati dalam berpikir, berkata dan bertindak.Â
Karena kematian selalu datang tidak terduga. Ada orang yang sudah tua renta, sakit sangat parah ternyata masih diberikan usia panjang. Sebaliknya ada orang muda terlihat sehat gagah perkasa, tetapi ternyata usianya pendek.Â
Hal itu yang membuat kita harus selalu siap dalam menghadapi kematian kapan dan dimanapun. Tidak mudah untuk memahami kematian dibandingkan kita memahami tentang kehidupan.Â
Tentang syarakatul maut juga dikupas dalam buku itu dengan gamblang. Pemahaman yang dalam untuk menyadari betapa hebatnya momen sarakatul maut bagi orang yang berdosa dan yang bersih.Â
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa ketika Nabi Ibrahim wafat, maka Allah bertanya kepadanya. Bagaimana kamu menghadapi kematian?Â
Ibrahim menjawab bahwa sarakatul maut seperti sebuah alat pemanggang yang ada dalam bulu yang basah kemudian ditarik. Allah pun menegaskan, bahwa sesungguhnya kami telah memberikan kemudahan bagimu.Â
Bagi orang-orang yang berdosa, mereka akan mengalami bencana kematian yang sangat menyiksanya saat hadir Malaikat Pencabut nyawa di hadapannya.Â
Bencana kematian adalah pedih pada saat nyawa terrcabut dari jasadnya. Rasulullah bahkan sampai berdoa semoga umatnya tidak mengalami kepedihan saat nyawa tercabut dari jasad.Â
Pada saat orang berdosa itu menatap wajah Malaikat Pencabut Nyawa, maka dia sangat ketakutan dan tidak mampu menatap lebih lama. Rasa takut yang sangat hebat mendera perasaannya ketika Malaikat Pencabut nyawa itu hadir di hadapannya.Â
Waktu begitu cepat berlalu. Allah saja bersumpah Demi Waktu. Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman.Â