Bayangkan skuad Timnas Garuda baru berkumpul lengkap di Basra hanya 3 hari sebelum hari H laga melawan Irak di Basra, Kamis (16/11/23).Â
Semua pemain Indonesia baru melakukan aktivitas kompetisi mereka pada Liga yang mereka ikuti sehingga sebagian dari mereka masih menglami kelelahan.Â
Tentang formasi yang coach Shin Tae yong terapkan sebenarnya bukan faktor kunci dari kekalahan tersebut. Dengan formasi apapun jika stamina menunjang maka performa tim akan berjalan dengan baik.Â
Faktor utama keterpurukan dari skuad Garuda ini adalah kebugaran para pemain tidak ideal. Mereka mengalami kelelahan dari aktivitas kompetisi dan perjalanan panjang dan waktu yang kurang untuk melakukan pemulihan fisik.Â
Hal itu bisa kita lihat, baik ketika melawan Irak maupun melawan Filipina, stamina para pemain benar-benar menurun.Â
Gol-gol yang terjadi semuanya akibat dari blunder para pemain skuad Garuda. Terutama yang menjadi catatan merah adalah kinerja Jorsi Amat, bek tengah Timnas Indonesia.Â
Saat bertanding di Manila dengan rumput sintetis Stadion Rizal Memorial, banyak pemain kita yang kesulitan beradaptasi.Â
Mereka tidak leluasa bergerak untuk membuka ruang sehingga permainan skuad Garuda menjadi stagnan.Â
Maka wajar mereka sangat tertekan menghadapi setiap serangan skuad The Azkals. Banyak melakukan kesalahan sendiri dalam mengoper dan mengontrol bola.Â
Mereka juga kesulitan mengembangkan permainan karena pemain-pemain Garuda mendapat penjagaan yang ketat sehingga kesulitan membuka ruang.Â
Hal-hal tersebut seharusnya bisa kita maklumi menjalani dua laga tandang dalam jarak waktu hanya 7 hari efektif dengan melakukan perjalanan panjang selama 18 jam.Â